(Baca juga: Tips Imaginative Writing untuk Menulis Cerita Fiksi)
Rumah Kedua
Sejatinya, blog adalah rumah kita di dunia maya. Supaya kita semangat terus menulis di sana, kita harus bikin rumah itu super-nyaman minimal untuk kita sendiri. Sekarang, gimana mau semangat posting kalau kita sendiri enggak suka sama template-nya? Gimana kita mau kangen 'pulang' kalau suasana rumahnya aja kita enggak sreg?
Remeh memang, tapi buatku, penting membuat blog kita nyaman untuk diri kita sendiri. Dari segi dashboard, notifikasi, bahasa, sampai tampilan blog. Bagaimana merancang mereka supaya selalu bikin kita kangen pulang dan menulis.
(Baca juga: Rahasia Nge-Blog Kreatif)
Main ke Rumah Tetangga
Di mana bisa dapat suntikan semangat nge-blog? Kalau aku sih banyak, tapi salah satu yang paling besar adalah rumah tetangga. Yap, blog walking! Lebih lagi blog yang sudah besar dan terkenal. Main ke blog mereka, akan memberikan banyak inspirasi dan semangat untuk menulis blog. Enggak perlu ngoyo, blog walking-nya enggak perlu ditarget atau memaksakan diri untuk komen biar dikomen balik. Mainlah dengan niat ingin main, ingin silaturrahmi. Jadi, saat ke blog orang lain, kita betul-betul mau mencari ilmu, inspirasi dan teman baru. Jangan lupa juga mengosongkan diri sendiri. Soalnya, kalau aku pribadi ya, saat sudah merasa lebih pintar atau lebih hebat, sulit rasanya menghargai ilmu dari orang lain.
(Baca juga: Writing Therapy, Cara Sederhana Luapkan Emosi)
Sibuuuuuuk!
Ini nih alesan paling gaco orang mampet nulis blog, sibuk! Hi-hi-hi. Balik lagi soal tujuan dan menikmati proses. Kalau tujuan kita untuk senang-senang, untuk ibadah, untuk berbagi, kayaknya proses menulis enggak akan memakan waktu lama. Kadang, aku menulis blog hanya 2 - 3 paragraf singkat, langsung post.
Kalau kita masih bisa update status Facebook, sekrol-sekrol timeline twitter, ngobrol ngalor-ngidul sama tetangga, berarti kita masih punya waktu luang. Kalau aku menyiasati sibuk ini, dengan memindahkan isi status FB ke blog. Jadi, apapun itu, daripada ditulis di status, mending ditulis di blog. Waktunya sama, energinya sama, hasilnya beda. Kalau di status FB, lama-lama akan tenggelam dan menghilang. Kalau di blog, terarsip rapi dan mudah ditemukan lagi. Bonusnya, dibaca juga oleh orang lain kapan pun waktunya. Asik kan?
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR