Bunuh diri umumnya adalah hasil dari kondisi depresi. Tapi, di samping depresi, bunuh diri juga bisa terjadi pada orang-orang dengan kepribadian dan perilaku tertentu. Ini dia 5 tipe orang yang rentan melakukan bunuh diri?
Cidera otak karena trauma bisa merusak kesehatan saraf remaja yang masih bertumbuh. Sebuah studi baru-baru ini menemukan, gegar otak juga berhubungan dengan kematian dini, yang paling sering adalah akibat bunuh diri. Remaja yang mengalami gegar otak tiga kali lebih mungkin untuk melakukan bunuh diri.
Perokok
Astri Soeparyono
5 Tipe Orang Rentan Melakukan Bunuh Diri
Merokok enggak hanya merusak kesehatan fisik, tetapi juga mental. Peneliti dari Washington University School of Medicine menemukan, peningkatan pajak harga rokok berhubungan dengan penurunan kasus bunuh diri di suatu daerah.
Mereka menyimpulkan, merokok berhubungan dengan tindakan nekat tersebut. Diperkirakan dampak merokok terhadap bunuh diri berhubungan dengan sifat adiksi yang diberikan rokok.
Steve Sack, direktur di Center for Suicide Research dan profesor di Wayne State Uniersity menjelaskan, laju bunuh diri di antara pemusik tiga kali lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nasional. Ini karena pekerja seni, termasuk penulis, aktor, atau pelukis, lebih rentan terpapar depresi dan pikiran-pikiran bunuh diri.
Dewasa dengan Asperger
Astri Soeparyono
5 Tipe Orang Rentan Melakukan Bunuh Diri
Sindrom asperger adalah salah satu gangguan spektrum autis. Kondisi ini bisa menyebabkan seseorang mengalami kesulitan berkomunikasi dan gangguan perilaku. Sebuah studi baru-baru ini pada populasi di Inggris menunjukkan, orang dengan asperger sembilan kali lebih mungkin untuk memikirkan bunuh diri.
Ini mungkin dikarenakan mereka cenderung merasa depresi akibat isolasi sosial, kesepian, enggak berprestasi, dan pengangguran.
Remaja yang diadopsi
Astri Soeparyono
5 Tipe Orang Rentan Melakukan Bunuh Diri
Banyak remaja yang diadopsi yang menunjukkan tanda-tanda gangguan psikotik sekaligus penyalahgunaan narkoba. Sebuah studi baru-baru ini yang melibatkan remaja asal Minnesota mengungkapkan, 47 dari 56 kasus bunuh diri dilakukan oleh remaja yang diadopsi.
Ini biasanya dipicu oleh perselisihan keluarga, stres akademis, perilaku lingkungan, dan mood negatif. (Sumber: medicaldaily.com).
KOMENTAR