*
Sorenya, lapis legit siap dihidangkan. Aulia bersemangat menyusun rapi potongan kue ke piring-piring. Dia kemudian menghirup aromanya. Harum. Mamanya memang ahli membuat kue. Waktu gadis, Mama pernah les privat memasak. Sebelum mengantar, dia masuk ke kamar untuk mengganti baju dan berdandan. Rambutnya yang panjang diikat. Mamanya heran ketika Aulia keluar dengan penampilan rapi. Dia tidak sempat menanyakannya karena Aulia buru-buru mengambil piring.
"Aul yang antar ke tetangga sebelah ya, Ma?" katanya langsung pergi membawa satu piring.
"Eh, yang lain?" teriak mama.
"Biar bik Sumi aja!" balas Aulia sudah sampai di depan pintu. Mama cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah anaknya.

Sampai di depan pintu pagar rumah Dude, jantungnya dag dig dug. Mendadak tangannya jadi dingin. Tenang, Aul...tenang...katanya mau usaha. Aulia menarik napas kemudian membunyikan bel pagar. Plis...Dude yang keluar, ya.
Harapannya terkabul. Lima menit kemudian Dude membuka pintu dan keluar. Cowok itu tersenyum saat melihat Aulia. Waaa...senyumnya manis sekali. Gadis itu terpukau menatapnya. Sampai-sampai dia tidak sadar, Dude sudah membuka pagar dan menyapanya.
"Halo...."
"Eh iya, ini. Aku mau antar kue pesanan." Saking gugupnya, ucapannya sampai salah.
"Mama aku pesan kue?"