Jendela yang Tertutup

Astri Soeparyono - Kamis, 27 November 2014 | 17:00
 
Jendela yang Tertutup
Astri Soeparyono

Jendela yang Tertutup

"Bukan, bukan." Aulia meringis dengan tampang bingung Dude. "Maksud aku, Mama aku minta kasih kue ini ke kalian." Dia menghembus napas setelah mengatakannya, kemudian tersenyum.

Dude diam tidak menjawab.

"Kamu suka lapis legit, kan?" tanya Aulia.

"Darimana kamu tahu?"

Aulia terdiam menggigit bibir. Ya ampun Aulia, kok jadi ribet gini, sih?

"Aku cuma nebak aja kok," jawabnya kemudian nyengir. Dude cuma tersenyum tipis. Kelihatannya cowok tinggi itu memang sangat pendiam. Dude kemudian masuk membawa piring kue.

"Tunggu sebentar, ya," katanya tanpa basa-basi menyuruh Aulia masuk.

Aulia tidak peduli, mengikuti Dude di belakang kemudian duduk di kursi teras, sampai Dude keluar membawakan piringnya kembali.

"Makasih, ya," kata Dude datar, menyerahkan piring. Kaku! Apa dia enggak bisa bersikap manis sedikit aja sama aku? Ajak kenalan atau apa kek!

"Aku boleh tahu nomor hape atau pin BB kamu, enggak?" tanya Aulia.

"Aku enggak dikasih Mama pacaran sampai tamat kuliah." Ha pacaran? Emang kalau tanya pin BB harus pacaranm ya? Emang benar sih aku pengin dapatin dia. Tapi kok dia langsung mikir ke pacaran? Dasar kuno, nih, cowok, masak enggak boleh pacaran sebelum tamat kuliah, sih! Beneran anak mami ternyata.

Editor : CewekBanget



PROMOTED CONTENT

slide 4 to 6 of 14

Latest

Popular

Tag Popular

x