Nanda mengamati adik perempuannya yang tengah melahap ayam goreng dengan nikmat. Dia lalu melirik jam besar di dinding ruang makan. Pukul 21:00. Sudah semalam ini, tapi adiknya itu baru saja makan malam.
"Kok kamu baru makan jam segini, sih?"
"Tadi pulang les aku ketiduran, Kak. Baru bangun jam segini, ya udah langsung makan aja. Sebelum Papa Mama ngomel juga," jawab Dinda santai tanpa melihat ke arah Nanda. Dia terus menyantap makan malamnya dengan nikmat.
"Kamu enggak takut gendut?" Dinda yang semula asyik dengan makanannya langsung menoleh sambil mengeryitkan alisnya.
"Takut gendut? Itu Kak Nanda, kali. Aku, sih, enggak takut gendut," ucap Dinda mantap. Dia lalu mencomot sepotong ayam goreng lainnya. Melihat itu semua, Nanda langsung memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing.
*

Malam ini malam Minggu. Nanda sudah rapi dan wangi sejak beberapa menit lalu. Dia berencana menghabiskan malam dengan berkaraoke bersama teman-teman kuliahnya di salah satu mall besar di kota Surabaya. Dia sudah akan membuka pintu dan melesat ke garasi sebelum bel pintu berbunyi nyaring.
"Eh, Ardo. Mau jalan sama Dinda, ya?" Nanda melihat Ardo yang berdiri di depan pintu hanya tersenyum tipis dan mengangguk. "Masuk, deh. Aku panggilin dulu si Dinda."
"Kak Nanda mau keluar juga, ya?" tanya Ardo setelah Nanda muncul kembali di ruang tamu.
"Iya, nih, mau karaoke sama anak-anak," jawab Nanda dengan wajah riang. "Eh, Do, aku mau nanya sesuatu, deh." Wajah Nanda mendadak berubah serius.
"Nanya apa, Kak?"