"Tapi bisa sembuh, kan?"
"Enggak bisa! Udah deh, lepasin gue! Gue mau pulang. Ntar gue pingsan lagi. Lo tahu, kan, kalau phobia itu bisa bikin pingsan?"
"Iya, sih."
"Ya udah kalau gitu lepasin gue!"
"Tunggu dulu.... Eh, ada yang nelpon lagi," Bobby pun terpaksa melepaskan tangan Shilla. Tentu saja hal itu dipakai Shilla untuk kabur.
***
Keesokan harinya satu sekolahan heboh. Itu semua karena gosip kalau Shilla itu phobia terhadap cowok cakep. Dan hal itu tentu saja membuat mereka heran. Secara Shilla itu cantiknya enggak ketulungan, banyak cowok mulai dari yang ancur, pas-pasan, sampai yang keren mengincarnya. Tentu saja gosip phobia itu membuat para cowok keren itu satu persatu mengundurkan diri. Dan itu membuat Shilla sangat kesal terhadap Bobby. Ia yakin cowok itu yang sudah menyebarkan gosip ini.
Saat Shilla jalan di koridor sekolah, banyak cowok yang menghindarinya. Shilla sebenarnya kesal. Tapi mau bagaimana lagi? Ia hanya bisa pasrah dan menyesali senjata makan tuannya itu.
Untuk menghilangkan rasa sedihnya, Shilla pun duduk berselonjor di tepi koridor sekolah untuk menonton pujaan hatinya, Ray, yang sedang bermain bola basket bersama teman-temannya. Shilla rasanya sangat ingin meneriaki nama Ray, tapi ia terlalu gugup. Ia tidak berani. Oleh karena itu, ia pun hanya bisa menonton Ray dan mengagumi ketampanan Ray dalam hati.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR