"Hmm, hei!" panggilku. Mereka menoleh bersamaan, "Apa kalian mau belajar bareng sama aku?"
"Serius?" tanya Hani.
Aku manggut-manggut, "Tapi, kalian mau, yah, bertemen sama aku?"
Hening. Lagi-lagi mereka saling pandang. Kembali mereka bermain mata yang penuh arti. Ega tersenyum lantas menghampiriku dan merangkulku. Sebuah rangkulan yang tulus. Aku bisa merasakan itu.
"Fik, bertemen itu enggak ada bayarannya. Kamu bisa, kok, bertemen sama kita walaupun kamu enggak ngajarin kita. Bener, enggak?' Ega bertanya pada yang lain. Mereka kemudian manggut-manggut.
Kembali aku salah. Mungkin aku pintar dalam matematika, cerdas dalam fisika, lihai dalam kimia, dan jago dalam biologi, tapi aku mesti belajar banyak cara berteman pada geng remedial ini.
(oleh Revika Rachmaniar, foto: favim.com)