"Apaan sih! Ha-ha.... Maaf ganggu, Ndhi. Lagi belajar, ya?"
"Enggak, kok. Ini baru aja makan. Ada apa?"
"Ooh, gini..." Rayya terbata. "Aku rasa kita temenan aja mulai sekarang."
"Maksud kamu?"
"Kita...putus."
"Putus? Kenapa?"
"Kita udah enggak cocok aja, Ndhi. Kita temenan aja, ya, mulai sekarang."
"Loh, kok gitu? Rayya? Rayya!"
Tut...tut...tut!
Rayya segera menutup telepon. Dia tidak dapat melanjutkan kata-katanya.
***
Dua minggu berlalu sejak kejadian putus malam itu. Rayya menjalani hari-harinya seperti biasa, meski ada hampa yang tak biasa dia rasakan. Rayya berusaha melupakan Pangeran Rumusnya itu. Album foto, hadiah-hadiah lucu, tiket nonton bioskop, dia migrasikan pada sebuah kardus, diselotip lalu sembunyikan di kolong tempat tidur. Beres. Namun, Gandhi masih sering menghubunginya dan sebisa mungkin tak dia hiraukan. Di kelas pun Rayya berusaha untuk tidak membuat percakapan dengan cowok itu.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR