Lidya mengaduk-aduk nasi goring di piringnya. Terdengar suara sendok dan garpu diadu. Matanya tertuju pada gerobak penjual Teh Poci, tapi pikirannya terbang melayang-layang.
Ditha, sohibnya menyadari kejanggalan ini. Padahal biasanya Lidya teriak-teriak enggak jelas kayak orang gila, jalan-jalan ke sana-sini atau foto-foto dengan menjunjung tinggi asas kenarsisan. Hari ini malah dia diam kayak patung. Aneh kan?!
"Lid, kamu lagi sakit gigi ya?" Ditha mencoba menanyakan perihal kejanggalan tersebut, tapi Lidya tetap diam seribu bahasa. Bahkan dia tak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,
"Lid..."Ditha menyenggol lengan Lidya. Akibatnya Lidya menyenggol gelas berisi susu cokelat di dekat piringnya hingga tumpah dan membasahi rok abu-abunya.
"Eh. Sori, Lid." Ditha segera mengambil tisu dari kantong roknya dan menyerahkannya pada Lidya.
"Enggak apa-apa kok," Lidya segera mengelap roknya.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR