Firasat Maya

Astri Soeparyono - Minggu, 17 Juni 2012 | 16:00
 
Firasat Maya
Astri Soeparyono

Firasat Maya

Maya menghentikan langkah, ada keinginan untuk membalikkan tubuh demi melihat dan memeluk erat tubuh Dimas. Dan saat keinginan itu memuncak untuk diwujudkan, sebuah ambulance melintas. Meleset cepat dari belakang. Menghempaskan tubuh Maya yang tengah berbalik melangkah kembali menemui Dimas. Samar dilihatnya, Dimas masih berdiri mengawasi kepergiannya di pintu garasi. Setelah itu, gelap sekeliling. Pekat!

Dimas tersentak. Seperti mimpi dia melihat tubuh Maya terpental ke trotoar. Seluryh berat badannya terasa hilang, ringan kakinya berlari ke arah Maya untuk menolong. Tapi hanya tubuh berlumuran darah yang di dapatkan di sana. Tanpa desah napas. Tanpa detak nadi.

***

Di depan gundukan tanah merah, Dimas berjongkok dan tertunduk. Tanpa sadar dia mengusap nisan bertuliskan nama Maya, sahabatnya terbaiknya. Perih! Membayangkan semua kebaikan Maya. Dinding hatinya seperti tersulut api rokok. Ada sesal yang mendera. Mengapa sedikit pun dia tak membaca tanda-tanda yang Maya lakonkan di hari terakhirnya? Terkadang menatapnya aneh, mengingatkannya untuk shalat tepat waktu bahkan memberikan semua isi perpustakaan pribadinya, apalagi dia pun sering tak sadar ingin memeluk dan menjabat erat tangan Maya dan merasa dirinya banyak bersalah.

Dan kini baru disadarinya, semua itu adalah teka-teki dan telah terjawab kini. Kematian. Meskipun pahit, jawaban itu harus diterima. Dimas menggeleng pelan, menyeka air mata yang tiba-tiba turun tanpa dimintanya. Satu yang tak pernah disadarinya. Di akhir hidupnya, Maya justru merasa bahwa Dimas-lah yang akan pergi meninggalkan Maya untuk selamanya.

Bersama senja yang layu, Dimas beranjak pergi meninggalkan gundukan tanah merah itu.Dengan sebuah janji, tak akan meninggalkan sahabatnya sendiri di alam sana. Ada doa yang akan mengalir untuk Maya, ada amal yang akan terkirim terus untuk Maya dari apa pun yang pernah ia kerjakan di dunia. Dan juga, kepergian Maya baginya menjadi sebuah nasihat bahwa tak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana ia akan mati, juga entah pada detik kapan.

Oleh: Aisyah Hariadi

Editor : CewekBanget



PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular