***
Air. Itu kata pertama yang terlintas di benakku untuk mendinginkan otakku yang mendidih karena semua plajaran hari ini mengadakan tes. Jadi di sinilah aku saat ini, berenang di kolam renang sekolah.
Aku memang mencintai berenang sejak kecil. Selain ikut ekskul berenang di sekolah, aku juga aktif di salah satu club renang. Untungnya orang tuaku mendukung untuk hal yang satu ini.
"Jelek sekali gaya renangmu!" ejek seorang cowok dari pinggiran kolam renang, cowok yang paling aku BENCI seumur hidup. Ares.
"Bukan urusanmu!" balasku ketus, berteriak dari ujung kolam yang berlawanan.
"Akan kutunjukkan cara renang yang benar!" serunya lalu membuka kaos yang dikenakannya lalu melompat masuk ke kolam renang dan berenang.
Sebal, tapi harus kuakui kalau Ars memang pantas menjadi andalan ekskul renang sekolah dan club renangku. Tidak lama kemudian dia sudah sampai di sampingku dengan stamina yang masih penuh, kurasa.
"Bagaimana?" tanyanya. "Harus seperti ini kalau mau menjadi peraih medali emas di olimpiade," ujarnya lagi, mengingatkan akan cita-citaku sewaktu kecil.
Aku mencibir kesal kea rah Ares lalu melengos.
***
Belum pernah dalam hidup, aku merasa seemarah ini. Kukira dia benar-benar sahabatku atau paling tidak teman yang seharusnya tidak akan menuskku dari belakang. Ternyata aku salah besar! Dia tidak lebih dari seorang pengkhianat!
Memang, mulanya aku tidak percaya dengan apa yang kudengar dari teman-teman sahabatku bahwa dia sering jalan bersama cowok gebetanku. Tapi kejadian kemarin telah mruntuhkan kepercayaanku kepadanya.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR