"Kau sudah punya segalanya. Kau pintar, kaya, cantik, berbakat di banyak hal, dipuja-puja banyak cowok. Apa sih yang kau inginkan dariku? Hingga satu-satunya kebahagianku, cowok yang kusukai, juga kau renggut!" ssudah menyentaknya seperti itu aku berlari meninggalkannya.
Mungkin hidupku tidak akan menyedihkan seperti ini seandainya aku dapat bertukar hidup dengannya...
***
Cerita Lia
Boleh kau tanyakan pada semua orang dan aku jamin mereka akan menjawab aku jauh leebih cantik daripada dia. Soal otak? Hmm, aku rasa aku sama pintar dengannya. Dia itu pendiam, bicaranya lembut, tipe cewek yang selalu memendam perasaannya; bertolak belakang denganku. Dia juga berasal dari keluarga yang biasa saja, tidak 'wah' sepertiku yang selalu memakai barang-barang kualitas nomor satu.
Lalu kenapa aku iri? Sederhana saja, dia mempunyai apa yang tidak aku punya. Kebebasan.
***
"Delianasya Putri."
Panggilan Bu Lani, guru Biologi, membuatku sedikit tersentak dari lamunanku. Kulihat beliau sudah berdiri di dekat pintu, hendak keluar kelas.
"Spulang sekolah, jangan lupa ke kantor Ibu ya. Ada yang Ibu mau bicarakan." Setelah aku mengangguk sekilas, Bu Lani pergi meninggalkan kelas.
Baru saja aku hendak berdiri, Nana mnyodorkan selembar kertas yang mengurungkan niatku. "Apa ini, Na? tanyaku seraya meraih kertas itu. Begitu mataku membaca judulnya, aku langsung mengerang pelan.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR