"Wah, Pierre punya adik!" Suara anak laki-laki itu brteriak gembira menyambutku. " Ma, nama adik Pierre siapa?" Anak laki-laki itu menoleh ke seorang wanita yang duduk disebelahnya.
"Alice..nama adik Pierre, Alice..."
Kulihat anak laki-laki itu tersenyum menatapku.
Mulai hari itu aku dinamakan Alice Anastasia. Nama belakangku adalah nama ibuku, dan aku tidak memakai nama belakang dari Ayah karena aku tidak mempunyai Ayah. Dia sudah meninggalkan Ibu dan Pierre jauh sebelum aku terlahir. Kata ibu, ayah meninggal di sebuah kecelakaan pesawat.
Setiap hari aku semakin mencintai keluargaku yang baru. Terutama Pierre, kakakku. Dia selalu menemaniku saat pergi sekolah, bermain, belajar, bahkan saat aku sedih atau gembira.
Tibalah saat aku dan Pierre beranjak dewasa. Dan raut wajahnya yang ceria dan bentuk tubuhnya yang tegap dan tinggi mengingatkanku pada Patrick. Smakin bertambah umur kami, semakin kami jauh. Pierre semakin jarang pulang dan makan di rumah. Seringkali aku menunggunya di runag keluarga sampai tertidur, dia belum pulang sampai pagi menjemput.
Aku melihat jam dindingku, pukul 12 malam. Pierre belum pulang, padahal hari ini adalah hari ulang tahunnya yang ke - 20. Kuraih ponsel yang tergeletak di atas meja.
To: Kak Pierre...!
Kak, kenapa belum pulang? Hari ini ulang tahun kakak, lho!
Pesan singkat itu terkirim tapi tidak dibalas, entah apa yang sedang dia lakukan saat ini. Aku hanya ingin dia tahu betapa aku sangat menyayanginya.
Malam itu aku kembali tertidur di ruang keluarga. Dan betapa kagetnya aku saat dia ternyata sudah pulang dan masuk ke kamarnya, aku terburu-buru untuk pergi kuliah sehingga aku tidak menjenguknya dan berbasa-basi.
Akhirnya, selesai kuliah aku buru-buru menjenguk Pierre sambil membawa jus jeruk dan roti panggang kesukaannya. Aku ketuk pintu kamarnya.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR