Tidak ada jawaban.
"Kak Pierre..." Sekarang aku memanggil namanya. Masih tidak terdengar jawaban.
Dengan nekat aku memutar kenop pintunya perlahan, "Kak, ini aku bawakan.." kalimatku tertahan di tenggorokan.
Prang! Gelas yang aku pegang jatuh. Bibirku tak kuasa untuk berteriak.
Pierre sudah terbujur kaku di atas tempat tidurnya. Mulutnya berbusa, dan matanya kosong. Beberapa pil berwarna putih terlihat berserakan di sekita tubuhnya.
Dia kmbali meninggalkanku.
Dan aku kembali mencarinya.
***
"Patricia Laurensia?" Aku bertanya pada seorang wanita di hadapanku. Wanita itu bertubuh tinggi dan rambut hitam panjangnya tergerai indah.
Wanita muda di hadapanku hanya mengangguk sopan.
Belum lima menit wanita muda itu duduk, tapi aku sudah merasakan kalau dia yang aku cari. Sinar matanya penuh percaya diri seperti Patrick, tapi bedanya dia bernama Patricia. Tapi, sudahlah...
Mulai hari ini dia akan bekerja di perusahaanku sebagai seorang sekretaris.
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR