"Jangan lanjutkan perasaanmu itu," kalimat itu kulontarkan.
"Kenapa?"
"Aku tidak ingin kamu kecewa."
"Aku tidak akan kecewa. Aku menyukaimu dan saat ini aku bisa merasakan indahnya cinta."
"Cinta itu kesedihan. Jangan memulainya kalau kamu tidak ingin terluka. Bunuhlah cinta itu secepat mungkin, sebelum terlalu besar."
"Tapi aku sudah menyukaimu sejak dulu dan cintaku telah tumbuh."
"Buang sekarang juga sebeelum lebih besar."
"Aku tidak akan membuangnya begitu saja. Sekalipun misalnya cinta ini tidak terjalin, aku akan tetap menyimpannya. Kuknang perasaan itu, perasaan indah yang bisa membuatku bahagia."
Kuangkat mukaku, menatapnya.
"Kita brbeda dalam memandang cinta, itu artinya kita tidak akan cocok," kataku dengan pasti.
"Bukankah perbedaan membuat dunia ini jadi lebih berwarna?"
"Terserah kamu saja. Asalkan jangan pernah menyesal memendam perasaan itu sendirian."
"Aku akan menunggumu sampai kau merasakan hal yang sama denganku."
Aneh. Mengapa aku bisa tertawa dengannya. Mndengar kata-katanya membuat suasana lain di hatiku.
"Aku tidak akan mencoba menyukaimu, Bagas," tegasku lagi.
"Karena kamu takut? Takut kalau aku sudah melupakan cinta ini, ketika kamu telah menyukaiku. Aku akan menjaga cinta ini Anti. Sampai nanti kamu telah memiliki orang lain, baru akan kusimpan dan kututup rapat cinta ini di dasar hatiku."
Entah kenapa, aku jadi menatapnya dan mencari ksungguhan di matanya.
"Aku mau pulang." Kataku yang pastinya mengejutkannya.
"Kupikir dia akan menahanku, tapi aku salah Bagas tersenyum lalu berdiri.
"Oke! Aku antar," katanya. Sekarang ganti aku yang terkejut dengan sikapnya.
Saat dia berjalan disampingku, aku bisa merasakan degup jantungku. Aku jadi bisa merasakan bahwa sudah mulai menyukainya.
"Kamu sudah mulai menyukaiku bukan?" tanyanya dengan tersenyum.
Aku ikut tersenyum. Ada bahagia menjalari hatiku.
Apakah ini awal dari perjalanan cintaku? Haruskah kuakui aku mulai dilanda cinta? Dan haruskan kuakui, cinta membuatku merasa bahagia? Cinta itu indah.
Benar?
***
Oleh: Alfiana Fatmawai
Alumni Coaching Cerpen KaWanku 2009
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR