Menurut Bapak kenapa remaja harus memilih dan enggak golput?
"Dalam sistim demokrasi yang kita gunakan adalah satu orang, satu suara. Jadi kalau kamu tidak mau memilih, berarti kamu akan mempermudah orang-orang tidak baik dikirim ke kursi politik. Itu yang terjadi. Ada tulisan filsuf abad 18 yang bilang, kemenangan terbesar dari iblis adalah ketika orang baik tidak melakukan apa-apa. Ada tokoh di Amerika juga bilang, politisi buruk dikirim dari orang-orang baik yang tidak menggunakan hak pilihnya. Makanya kita harus memilih. Harus memutuskan."
Bagaimana kita bisa memilih dari caleg yang banyak itu?
"Sekarang anak-anak di kota dan daerah juga sudah tidak asing dengan internet dan teknologi. Untuk lingkunan nasional, semua nama calon itu bisa dilihat di website www.kpu.go.id dan cari namanya. Kamu tinggal google nama itu dan dari hasilnya bisa didapat berita dan bisa lihat komentar orang. Tinggal hitung aja, komentarnya. Kalau orang yang memfitnah pasti jumlahnya kecil. Dan pasti yang ngomongin yang baiknya juga banyak. Nah, dari situ bisa kelihatan."
"Kalau untuk lingkungan daerah, misalnya DPRD (DPRD dan DPRD2), kita seharusnya kenal calon itu, dong. Misalnya seperti waktu saya mencalonkan diri di kampung saya (untuk DPRD 2) pasti tetangga saya tahu saya, kan? Kalau waktu mencalonkan aja udah tengil, ngapain dia dipilih? Kamu amati aja, lihat aja gayanya tengil atau enggak. Keliatan, lho, waktu ketemu orang, orangnya seperti apa karena muka itu cermin dari hati."
"Dari lingkungan kecil kita juga bisa tahu gimana selama hidup di lingkungan kecil itu. Apakah dia suka menolong, ringan tangan. Lihat dari gayanya. Apa dia besar pasak daripada tiang. Yang pasti, yang tidak boleh jadi patokan adalah karena satu agama, satu ras. Itu enggak bisa. Misalnya, 'Kenapa kamu pilih dia? Ya karena satu gereja atau satu mesjid jadi milih dia tapi enggak kenal. Ya, itu salah."
"Nah, kalau dia udah pernah jadi pejabat lebih gampang lagi. Cari saja berita online soal dia. Apa aja yang sudah pernah dia omongin? Akan ketahuan orang yang bullshit atau enggak. Yang jadi masalah sekarang adalah, pemilih pemula itu apatis. Ini yang terjadi di negara ini, orang udah enggak percaya pejabat."
Menurut Bapak kenapa remaja apatis?
"Jangankan remaja, yang sudah tua aja apatis. Negeri ini punya persoalan paling besar, kita sudah kenyang ditipu. Teori dari Abraham Lincoln bilang, kalau kita mau menguji karakter sejati seseorang, kasih dia kekuasaan. Banyak orang yang dulu kita pikir hebat; rektor, profesor, guru agama, rohaniawan, tapi begitu masuk ke dalam (sistem) memble, kan? Ini yang membuat orang enggak percaya. Dan kamu enggak bisa bilang, 'Frustasi. Jadi tidak mau milih'. Kita harus memilih. Sama seperti hidup, dalam hidup kita harus memilih. Kalau enggak memilih ya itu tadi, kamu mengirim orang buruk ke pemerintahan."
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR