"Pain is inevitable but optimism and happiness is an option."
Sukses di usia yang sangat muda tentu membawa konsekuensi besar buat Demi Lovato. Salah satu yang jadi titik balik adalah tahun 2010 ketika Demi masuk ke rehab. Selain menyembuhkan eating disorder dan cutting, dia juga baru tahu kalau dia menderita kelainan bipolar, yaitu kecenderungan untuk berganti mood dari senang ke depresi secara cepat. Masa itu merupakan titik terendah dalam kehidupannya.
"Aku menemukan quote yang bilang 'pain is inevitable but optimism and happiness is an option.' (Luka itu tidak bisa dihindari, tapi kita bisa memilih untuk optimis dan bahagia). Aku bisa aja berpikir 'Aduh banyak banget yang harus aku kerjain, aku ada meeting berurutan, aku capek banget. Atau aku bisa berpikir 'Aku dapat kesempatan yang luar biasa, ketemu orang-orang yang bisa membantu karierku. You can choose to work toward happiness or not," ucap Demi yang sekarang melihat segalanya dari sudut yang menyenangkan.
"It's an addiction and I'm going to have to fight it for the rest of my life."
Selama di rehab Demi belajar banyak melakukan hal-hal sederhana. Satu hal yang enggak terhindari dari tinggal di rehab adalah makan yang sehat dan teratur. "Pasti sih selalu ada godaan untuk terus memuntahkan makanan. Every meal I fight it. It's an addcition and I'm going to have to fight it for the rest of my life," akunya.
Dua tahun sudah berlalu dan Demi masih terus berusaha bisa hidup sehat. Dia olahraga seminggu lima sampai enam kali sehari. "Aku olahraga bukan untuk menurunkan berat badan tapi untuk lebih kuat dan fit," tegasnya. Agar enggak bosan, Demi olahraga bergantian antara lari dan naik sepeda dari Santa Monica ke Marina del Ray. "Aku juga suka boxing dan yoga. Kadang-kadang aku ikut meditasi juga. It helps me connect to how I'm felling."
"Have a strong and confident in yourself."
Demi sangat vokal kalau menyangkut bullying dan eating disorder. Dia dengan berani memprotes serial Shake it Up yang mencemooh soal eating disorder. Demi juga terpilih sebagai juru bicara Love is Louder, gerakan antibullying di Amrik. Kalau dulu Demi mikirin banget apa yang orang katakan tentang dirinya, sekarang dia bisa santai. "Aku udah enggak terpengaruh sama komentar-komentar kejam. Aku udah lebih pede. Kalau aku baca ada yang bilang aku brengsek, karena aku tahu aku enggak gitu, ya aku ketawa aja," ucapnya.
Demi pun enggak peduli dengan komentar orang soal bentuk badannya. "Having strength and confident in yourself. Aku rasa cewek yang tahu siapa dirinya adalah cewek yang cantik. Aku rasa aku sekarang seperti itu. Aku (cewek) kuat dan aku pede dengan diriku sendiri."
"Any woman should never hold back what she's really thinking."
Demi pastinya mengambil banyak pelajaran dari hubungannya yang lalu. dia sadar kalau dulu itu dia tipe cewek yang 'clingy' atau terlalu bergantung sama cowoknya. Tapi bukan berarti Demi anti ketemu cowok, lho. Sekarang dia akan lebih menjalaninya pelan-pelan. Tapi sekali lagi, Demi bilang dia masih single.
Demi punya pesan nih, kita harus cari cowok yang enggak merasa terancam oleh keberadaan kita. "Aku ini cewek Selatan (asal Demi dari Texas, bagian Selatan Amrik), aku punya karakter yang kuat. Aku selalu ngomong aku yang aku rasakan. Enggak pernah dipendam. Kita harus ketemu sama cowok yang enggak takut atau merasa terancam dengan kita atau pendapat kita. Aku cewek yang enggak tahan sama omong kosong. Jadi ketika aku nge-date aku harus ketemu yang seperti itu juga. I don't think any woman should ever hold back what she's really thinking."
"Celebrating of life and how rewarding it can be."
Setelah sukses dengan album Unbroken (2011), Demi mengeluarkan single Heart Attack tanggal 4 Maret lalu. Single ini Demi tulis bersama Mitch Allan, Jason Evigan, Sean Douglas dan Nikki Willimas. Dari judul lagunya udah ketahuan ada berbau cinta, nih.
"Lagunya memang tentang jatuh cinta dan keberanian mengambil resiko. Aku rasa setiap orang pasti pernah ada posisi ketika mereka sangat rapuh ketika sedang jatuh cinta," jelas Demi.
Enggak hanya itu, untuk album barunya ini dia akan lebih buka-bukaan. "Orang pasti udah banyak tahu soal kehidupanku. Tapi di album ini akan lebih terbuka lagi. (Bercerita) tentang kehidupanku yang mulai berubah dan dan aku tumbuh dewasa. These are songs about the celebration of life and how rewarding it can be."
Masih seperti dulu, Demi menggunakan musiknya sebagai salah satu terapinya. "Boleh dibilang ini lanjutan dari Skyscrapers. Aku merasa ada beberapa masalah yang belum aku ungkapkan. Dan aku akan membagi banyak hal lewat musikku dan aku bersyukur banget aku bisa punya kesempatan itu."
(muti, foto: digitalspy.co.uk)
Penulis | : | Astri Soeparyono |
Editor | : | Astri Soeparyono |
KOMENTAR