Samia Shahid, Pakistan
Samia Shahid yang berasal dari Bradford, Inggris, tengah mengunjungi keluarganya di Jhelum, Pakistan, ketika dia diduga dibunuh oleh keluarganya sendiri. Untuk menutupinya, keluarganya bilang kalau Samia meninggal karena serangan jantung, tapi fakta yang ditemukan polisi menunjukkan kalau Samia meninggal karena dicekik.
Menurut suami kedua Samia, Syed Mukhtar Kazam, dia sudah curiga kalau istrinya dibunuh dengan cara dicekik menggunakan skarf. Kecurigaannya berawal ketika Samia disuruh pulang karena ayahnya sakit.
“Aku hanya ingin keadilan untuk Samia. Perempuan punya hak dan keinginannya sendiri. Mereka bukan tahanan. Membunuh anakmu sendiri bukan solusi,” ungkap Syed Mukhtar Kazam.
Tasleem Rajhu, Pakistan
Tasleem Rajhu dibunuh oleh kakaknya sendiri karena pacaran dan kemudian menikah dengan cowok yang berbeda agama dengannya. Peristiwa ini terjadi bulan Oktober 2016 di Pakistan.
Meski katanya cowok tersebut sudah pindah agama, kakak Tasleem, Mubeen Rajhu, enggak bisa terima. Ternyata, keputusan ini diambil karena Mubeen Rajhu di-bully dan diledek oleh rekan kerjanya karena adiknya ketahuan pacaran dengan cowok Kristen.
Bullying ini sendiri diakui oleh teman-teman Rajhu dan bilang kalau mereka bisa dengan gampang membuat Rajhu marah. Salah satu bentuk bullying ini adalah seorang rekan kerjanya memberitahu kalau sebaiknya Rajhu membunuh adiknya.
Sayangnya, setelah meninggal pun, Tasleem masih enggak mendapat perlakuan yang adil. Salah seorang tetangga mereka berkata, “Aku bangga pada pria ini. Dia sudah melakukan hal yang benar dengan membunuh adiknya. Ketika berita ini tersebar, mereka akan mengagungkan pria ini.”
Zeenat Rafiq, Pakistan
Masih di Pakistan, Zeenat Rafiq yang baru berumur delapan belas tahun disiram air keras oleh ibu dan kakaknya hingga akhirnya meninggal. Semua berawal ketika Zeenat kawin lari dengan cowok yang tidak disetujui keluarganya, Hassan Khan.
Sang ibu meminta Zeenat pulang ke rumah dengan janji akan diadakan pesta pernikahan di hari ke-delapan.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR