Terus kita mulai kesel dan ngomel di chat atau ngirim pesan lagi, tanpa mikir mungkin aja dia lagi sibuk dan baca chat kita cuma buat mastiin kita baik-baik aja dan enggak lagi darurat.
Kalau kita terbiasa kayak gini, si cowok bakal ilfeel duluan, soalnya kita enggak jauh berbeda dengan neror mereka. Maksudnya mau perhatian, tapi jatuhnya kita malah dianggap enggak sabaran dan tukang teror. Duh!
Topik yang Membosankan
Ini mungkin jadi alasan penting kenapa chat kita enggak ditanggepin dan ditinggal. Kita kekurangan topik yang kreatif buat dibahas. Isi pesan chat kita cuman seputar itu-itu aja tiap harinya: 'udah makan belum', 'lagi ngapain', 'udah sampai rumah belum', dan sejenisnya.
Kalau kayak begitu terus-terusan, cowok pun bisa bosan dan lama kelamaan ilfeel deh.
Gimana kalau lain kali pas nanyain dia udah makan apa belum, sekalian bilang kalau kita habis makan di salah satu resto yang rekomen banget menu-nya, dan bahas soal tempat-tempat makan favorit yang bisa dicoba, mana tahu kita juga diajak untuk makan bareng besoknya.
Atau, coba tanya-tanya soal kegiatan maupun foto yang dia upload di medsosnya, misalkan dia upload foto lagi main basket dan kalau kebetulan kita juga suka, kita bisa bahas pertandingan yang lagi dia ikutin.
Kalau kayak gini kan, obrolan jadi lebih hidup, sekaligus kita jadi lebih kenal aktivitas dan hobi dia.
Sering Tanpa Sadar Mengetik Kata Kasar
Kadang saat lagi cerita seru-serunya di chat dan sampai di bagian cerita yang enggak menyenangkan, sering kali tanpa sadar kita mengumpat dan menulis itu di chat, 'duh, sialan banget hari ini', 'dia itu nyebelin banget, go to h*ll aja deh;, dan sejenisnya.
Mungkin karena saking kesalnya, kita jadi emosi dan cenderung melampiaskannya dengan marah-marah sambil chat dengan si cowok.
Kalau kita keseringan begini diikuti dengan kata-kata kasar untuk memaki bagian nyebelin dari cerita kita, bisa-bisa kita dianggap enggak bisa mengontrol emosi dan kasar banget.
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR