Sering enggak sih kita mendengar, ‘cemburu tuh tanda cinta.’ Kalimat itu seakan membenarkan perasaan cemburu kita sama pacar atau gebetan.
Padahal, jika terjadi terus-menerus dengan alasan-alasan yang sudah enggak masuk akal, cemburu bisa membuat hubungan kita berantakan.
Ingat girls, cemburu enggak selalu berarti tanda cinta, apalagi kalau sampai bikin sakit hati. Kalau kayak gitu sih, jadinya udah enggak sehat sama sekali dan harus dihentikan.
Baca juga: Ide Nge-date Bareng Gebetan Atau Pacar yang Bisa Kita Tiru dari 7 Film Indonesia
Apa itu cemburu?
Cemburu adalah situasi di mana kita merasa terancam akan keberadaan orang lain di dalam hubungan kita. Kecemburuan biasanya berupa rasa iri terhadap orang yang kita anggap sebagai musuh.
Misalnya, kita merasa cemburu terhadap cewek yang nge-chat si pacar, sehingga kita merasa cewek itu sebagai musuh di dalam hubungan kita.
“Sebenarnya aku tuh enggak posesif banget. Tapi aku bisa lihat dari tingkah lakunya dia. Apa salahnya kita cemburu kalau pacar genit sama cewek lain?” (Monic, 18)
Menurut pakar di bidang hubungan, Helen Fisher Ph.D, cemburu dapat menjadi sesuatu yang berbahaya. Terutama ketika kita sudah merasa enggak percaya diri, terancam, dan kemudian mengekang pacar secara berlebihan. Di saat itu lah, kita mulai bersikap posesif.
Apa bedanya cemburu dan posesif?
Posesif adalah situasi ekstrem yang terpicu dari rasa cemburu. Perilaku posesif merupakan bentuk ‘kepemilikan’ dan kontrol kita pada si pacar. Saat bersikap posesif, kita jadi melihat pacar sebagai sebuah barang, bukan lagi sosok yang sama dengan kita.
Kita merasa berhak untuk mengatur dan melarang pacar melakukan hal-hal yang enggak kita sukai. Enggak peduli dia setuju atau enggak. Kita juga udah enggak percaya lagi dengan pacar, kita selalu ingin mengecek di mana ia berada, dengan siapa, dan lagi ngapain.
Penulis | : | Aisha Ria Ginanti |
Editor | : | Aisha Ria Ginanti |
KOMENTAR