Seorang cowok yang pernah jadi pacar kita, mau enggak mau, suka enggak suka, meninggalkan jejak memori yang terkadang sulit untuk dihapuskan.
Terlebih lagi kalau semasa pacaran, dia adalah cowok terbaik yang pernah kita kenal. Langsung deh label Mantan Terindah jadi julukan yang tepat buat dia.
Tapi untuk satu dan lain hal, kita terpaksa harus putus dengannya. Terlepas dari apa pun alasan kita putus dengannya, ia tetap punya ruang khusus di hati kita.
Perilaku dia juga masih baik dan romantis seperti waktu masih pacaran dulu. Dalam hati kita berkata, mungkin sebenarnya kita masih sama-sama sayang.
Sampailah pada waktu di mana dia mengatakannya langsung, dia masih sayang sama kita. Tapi dia enggak mengajak untuk balikan, meski perlakuannya masih sama.
Kita mulai merasakan kegalauan ketika teman terdekat kita bilang mantan sudah mendekati cewek lain. Keduanya juga mulai go public dengan sering update medsos bersama.
Iya, kita yang enggak ada status apa pun ini enggak bisa marah juga. Tapi kita berhak dong untuk meminta penjelasan, sebenarnya dia memilih siapa?
Sebenarnya perasaan apa yang dia rasakan sama kita?
Rasanya digantungin hubungan sama mantan sendiri itu terkadang lebih sakit daripada di-PHP sama gebetan yang enggak kunjung ngajak jadian.
Lucunya, kita membiarkan diri terjebak dan terperosok dalam hubungan tanpa status seperti ini. Alasannya sederhana: kita masih sayang banget sama dia.
Baca juga: Dear Cewek, Menolak Ajakan untuk Berhubungan Seks Itu adalah Hak Kita. Jangan Takut Bilang Tidak!
Lihat dari Usaha Dia
Penulis | : | Debora Gracia |
Editor | : | Debora Gracia |
KOMENTAR