Banyak yang berpendapat kalau air mata itu simbol kelemahan. Padahal siapa sih di dunia ini yang enggak pernah nangis? Faktanya, setiap orang justru menandai awal kehidupan mereka dengan tangisan. Tapi tahu enggak sih ternyata banyak hal yang selama ini kita abaikan terkait air mata. Yuk simak fakta tentang air mata yang selama ini enggak kita tahu!
Air Mata Membuat Penglihatan Kita Semakin Jelas
Menurut situs yang aktif membahas persoalan kesehatan, berkeleywellnes.com, air mata punya banyak manfaat lho. Selain sebagai pelumas dan pembersih kotoran yang ada di mata, air amata juga dapat memperjelas pembentukan ‘gambar’ yang dibentuk di retina. Makanya orang yang punya masalah mata kering seringkali mengeluh kalau pandangannya kabur.
Hebatnya lagi, air mata juga berfungsi sebagai pelindung dari segala mikroorganisme berbahaya yang bisa merusak mata.
Kita Butuh Menangis
Di saat kita menangis karena sedih, kecewa, atau stres, di dalam air mata terkandung ACTH (Adrenocorticotrophic), yaitu zat kimia yang merangsang pembentukan hormon kortisol/hormone penyebab stres.
Itu ngejelasin kenapa seringkali sehabis nangis kita ngerasa lebih lega, karena secara enggak sadar, tangisan kita tadi itu sebenarnya cara tubuh kita untuk melepaskan stres dan beban yang ada di hati dan pikiran . Kebayang enggak sih kalau semua tekanan itu kita pendam terus dan enggak bisa kita lampiaskan?
Binatang juga Menangis
Semua vertebrata (hewan dengan tulang punggung) yang hidup di darat ternyata juga mengeluarkan air mata lho, girls. Sama seperti kita, mereka juga mengeluarkan air mata sebagai mekanisme untuk melindungi diri ketika ada benda asing yang masuk ke mata.
Namun, ada juga penelitian yang melaporkan kalau beberapa binatang, seperti gajah, bisa menangis karena alasan emosional, seperti sedih dan stres.
Kenapa Kita Menangis Saat Memotong Bawang?
Ternyata, ketika dipotong, bawang melepaskan enzim yang menyebabkan pembentukan suatu senyawa kimia di udara yang bisa mengiritasi mata. Itu alasan kenapa mata kita terasa perih saat memotong bawang.
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR