Curhatan Jovi Adhiguna Saat Ditinggal oleh Kakak & Ayahnya untuk Selamanya

Intan Aprilia - Kamis, 03 Agustus 2017 | 15:30
 
foto: instagram.com/joviadhiguna
Intan Aprilia

foto: instagram.com/joviadhiguna

Ternyata perasaan enggak enak itu terbukti, di tengah jalan menuju Bandung, aku ditelepon oleh saudaraku. Dia bilang papa kena demam berdarah tapi enggak ngomong ke siapa-siapa. Badannya sudah panas tinggi, saudaraku langsung membawa papa ke rumah sakit.

Ketika aku sampai di rumah sakit, papa sudah lemas tapi masih responsif, ternyata pembuluh darah di kepalanya pecah. Saat napasnya makin berat, dia diberi bantuan alat pernapasan. Lalu kondisinya jadi stabil.

Aku mulai lega tuh karena kondisinya sudah stabil, jadi aku balik ke rumah dulu untuk mencari dokumen asuransi.

Tapi ketika aku kembali ke rumah sakit, tiba-tiba dokter bilang kalau papa kritis. Saat aku masuk ke kamar papa dirawat, papa sudah meninggal.

Cara Mengatasinya

undefined

undefined

Sejak kakak meninggal, aku banyak berpikir dan sampai pada satu prinsip. Di dalam hidup, pada akhirnya kita akan hidup sendirian. Entah kita atau mereka duluan, semua akan pergi. Jadi kita enggak bisa bergantung sama orang lain.

Saat papa meninggal, aku tetap terpukul dan sedih banget. Tapi aku lebih siap dan lebih tahu cara mengatasinya. Aku enggak butuh dikasihani, aku cuma butuh teman-teman ada di samping untuk sedikit mengangkat beban dan membuatku lebih tenang.

Namun, sampai sekarang kalau lagi ngomongin kakak atau papa, aku masih tetap merasa mereka ada di sini.

Enggak ada gunanya untuk menyesalinya karena itu akan bikin hidup kita enggak tenang. Time will heal. Waktu tuh akan menyembuhkan perlahan-lahan. Kita hanya perlu menerima kenyataan bahwa mereka sudah tiada.

Kakak dan ayahku juga sudah enggak lagi merasa kesakitan, mereka sudah ada di tempat yang lebih baik dan bahagia di atas sana.”

(Curhat cewek yang mengalami kekerasan dari orangtua,klik di sini)

Editor : CewekBanget

Baca Lainnya



PROMOTED CONTENT

slide 4 to 6 of 9

Latest