Bekerja sebagai sekuriti dan driver transportasi online adalah pekerjaan yang terkesan enggak ‘cewek’.
Namun, Dewi (26) pernah bekerja jadi sekuriti dan sekarang sedang menjalani pekerjaan terbarunya yakni sebagai driver Go-Jek.
Hal itu dilakukan Dewi karena dia pengin mendapatkan kehidupan yang lebih baik dibanding saat di kampung.
Dia pun bekerja keras demi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
Ini kisah Dewi yang bekerja sebagai sekuriti dan driver Go-Jek sambil menabung untuk biaya kuliah.
(Baca juga: Gini Kisah Cewek yang 4 Tahun Mengalami Kekerasan Dalam Pacaran)
Bekerja menjadi sekuriti
Dewi berasal dari Blitar, Jawa Timur. Karena pengin mencoba peruntungan di Ibukota, maka dia pun pergi ke Jakarta pada 2010.
Pekerjaan pertama yang dia dapatkan adalah sebagai seorang sekuriti di daerah Sudirman, Jakarta Selatan.
“Awalnya aku ragu karena sekuriti kan waktu bekerjanya enggak tentu. Tapi ternyata seru juga ketika dijalani. Aku diajarin cara baris-berbaris dan bela diri. Dan aku merasa pekerjaan ini penting karena melindungi aset kantor kan,” cerita Dewi.
Namun, setelah lima tahun bekerja, Dewi mulai berpikir untuk mencari pekerjaan lain.
“Sekuriti kan pekerjaannya non-stop ya, dari Senin sampai Minggu. Enggak ada libur, bahkan tanggal merah juga enggak libur. Jadinya jarang pulang ke kampung, lebaran juga beberapa kali enggak pulang.
Tiba-tiba sering dipanggil juga untuk latihan ini itu. Untuk gaji juga gali lubang tutup lubang. Ngirim uang ke kampung juga susah, apalagi aku harus bayar kos juga. Aku pengin cari pekerjaan yang ada waktu istirahat tapi tetap menghasilkan.”
(Baca juga: Kisah Perjuangan Cewek yang Sukses Menjadi Pramugari di Maskapai Penerbangan Terbesar Indonesia)
Mencoba melamar di Go-Jek
Awalnya Dewi diajak oleh temannya untuk mencoba melamar di Go-Jek.
“Saat itu pas Go-Jek lagi ramai-ramainya buka pendaftaran di Gelora Bung Karno. Padahal aku berangkat pagi, tapi sudah ribuan orang yang antre. Tesnya ada tes mengemudi dan rambu lalu lintas. Alhamdulillah masuk."
Dewi pun resmi menjadi pengendara Go-Jek pada Agustus 2015. Biasanya dia bekerja mulai dari jam 12 siang sampai jam 12 malam.
“Sehari kira-kira ambil minimal 12 order. Soalnya kalau ambil banyak kan bisa dapat bonus. Kalau belum dapat bonus tuh belum puas karena kan target tuh dibikin sendiri.”
(Baca juga: Cerita Seorang Teknisi Pesawat Cewek. Harus Memastikan Pesawat Siap Terbang Dalam Waktu Satu Jam)
Sering dapat pelanggan yang genit
Selama dua tahun bekerja jadi pengendara Go-Jek, Dewi pernah beberapa kali mendapatkan pelanggan cowok yang genit.
“Banyak pelanggan cowok yang kepo, nanya-nanya apa aku sudah punya suami atau belum. Pernah juga nomorku disimpan dan dikontak sama mereka. Jadi sekarang sebulan sekali aku ganti nomor untuk menghindari orang iseng kayak gitu.
“Ada juga yang duduk terus mepet-mepetin tubuhnya ke aku. Biasanya kalau gitu aku ngebut biar cepat sampai.
“Pernah juga ada cowok yang membayar 50 ribu, padahal ongkosnya cuma 20 ribu. Terus dia bilang, ‘Mbak, nanti kalau ada waktu hubungi saya ya’. Ya aku iya-iya aja biar cepat beres. Habis itu aku langsung ganti nomor deh.”
Meski sering mendapatkan pelanggan yang aneh, Dewi tetap menganggap kalau bekerja sebagai driver Go-Jek adalah keputusan yang tepat.
Sebab dia bisa punya waktu lebih fleksibel dan pendapatan yang lebih baik.
“Ini pekerjaan yang cocok banget untukku. Solidaritas sesama driver juga kuat banget. Pekerjaan ini sudah jadi separuh jiwaku.”
Klik halaman berikutnya untuk tahu kelanjutan kisah Dewi!
(Baca juga: Meski Menyandang Difabilitas & Duduk di Kursi Roda, Cewek Ini Sukses Menerbitkan Banyak Buku)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR