Seorang cewek bernama Bernadette Laurent upload di Instagram foto bukti kekerasan yang ia alami. Di foto tersebut terlihat memar dan lebam di tangan, paha, lengan, dan kaki.
Di caption foto yang saat ini sudah dihapus tersebut, Bernadette menuliskan kalau dia mengalami kekerasan oleh pacarnya sendiri.
“I’m sharing this so that you guys know what I’ve been through and I hope there will be no other victims after this.
I’m in abusive relationship. Gw sering dikatain bispak, pecun, awal-awal jadian gw udah didorong & dibekap pake bantal sampe ga bisa napas.
Just a couple of weeks ago he was drunk & dia mau rebut paksa hp gw sampe tas gw rusak & gw didorong keluar lift sampe jatoh 2 kali, and just last night gw dituduh2 selingkuh & DISERET di plaza indo, diseret2 turun eskalator sampe ke parkiran gw didorong-dorong terus sampe jatoh pas gw mau berdiri.
Dia dorong2 paksa gw masuk mobil dia, pas gue mau turun mobil & gue dijambakin habis-habisan di mobil & kena tabok. I did defend myself, gue juga pukulin dan gigit dan berdarah but it was all because gue ga salah and he was DRUNK.
I admit gue juga kasar sama dia tapi gue enggak akan kasar kalau enggak ada alasan. But then, sekasar-kasarnya cewek, a man should not lay their hands on a woman,” tulis Bernadette di caption fotonya.
Dalam pacaran, cinta itu seharusnya diwujudkan dalam bentuk kasih sayang dan perhatian. Bukannya tamparan, tendangan, pukulan, dan tindak kekerasan lainnya.
Tapi kenyataannya tahun lalu tercatat ada sebanyak dua ribu kasus kekerasan dalam pacaran di Indonesia. Kaget enggak, angkanya sebanyak itu?
(Lihat di sini cerita blogger yang pernah mengalami kekerasan oleh pacarnya)
Kekerasan dalam pacaran, atau disingkat KDP ini sering menjadi isu besar dalam hubungan. Bukan hanya Bernadette, seperti data yang diperolah dari Catatan Tahunan Komnas Perempuan tahun 2017, tahun 2016 ada 2.171 kasus KDP di Indonesia.
Menurut psikolog Roslina Verauli, M.Psi, KDP terjadi bisa karena dua hal.
“Ada cowok yang memang punya masalah emosional. Sehingga emosinya seringkali meledak-ledak. Awalnya dia biasanya melampiaskan kesalahan atau emosi ke orang lain, dengan alasan membela pacar,” jelas Vera.
Namun sayangnya, belakangan kita juga menjadi sasaran pelampiasan emosinya. Vera menekankan, kalau cowok sering menunjukkan ledakan emosi yang ekstrim, maka besar kemungkinan kita juga akan jadi korban.
Selain itu, juga ada Efek Pembiaran. Maksudnya, banyak korban yang menolerir tindakan tersebut. “Hari ini dia mukul dan dibiarin, maka besok akan mengulanginya lagi,” ujar Vera.
Hal senada juga disampaikan oleh Mariana Amiruddin, komisioner Komnas Perempuan.
“Ada relasi gender yang timpang. Cowok diajarkan utnuk tidak toleran pada cewek dan cowok menjadi pihak yang mengendalikan atau mengontrol sementara cewek harus patuh.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR