Kita jarang banget bisa menonton perempuan dalam sebuah pertunjukkan stand up comedy.
Bukan karena perempuan enggak proper buat ngomong atau ngelucu di depan umum, tapi emang yang berminat masih sedikit.
Nah, untuk itu, ada beberapa perempuan yang mencoba untuk unjuk kemampuannya berkomedi sekaligus menyuarakan persoalan soal perempuan yang masih punya peran minim di Indonesia.
Perempuan-perempuan ini menyuarakannya dalam Stand Up Comedy #PerempuanBerHak yang diadakan pada 21 Mei 2017 di Gedung Pertunjukan Bulungan, Jakarta Selatan.
(3 pelajaran soal persamaan gender yang bisa kita ambil dalam talkshow #PerempuanBaru, lihat di sini)
Komedi Medium Perlawanan Minoritas
Komedi terbukti menjadi medium untuk perlawanan kaum minoritas dan terpinggirkan.
Enggak heran, komedi merefleksi kehidupan dan tantangan sosial yang dibawakan dengan cara pandang yang kocak.
Perempuan identik menjadi kaum minoritas, dalam hal ini selalu dipandang sebelah mata dan kurang didengarkan pendapatnya.
Stand up comedy kemudian menjadi salah satu medium perempuan untuk menyuarakan aspirasi mereka.
Berkarya dan Bersuara
#PerempuanBerHak menjadi acara stand up comedy yang semua komikanya adalah perempuan.
Berawal dari keinginan untuk bersuara dan berkarya, serta menyikapi persoalan terpinggirnya perempuan, akhirnya terbentuklah #PerempuanBerHak pada 8 Maret 2014 silam, bertepatan dengan Hari Perempuan Internasional.
Komika Perempuan yang Hebat
Acara ini menghadirkan lima komika dan satu penyanyi.
Mereka salah satunya adalah Jessica Farolan. Jessica dikenal sebagai seorang komika alumni Stand Up Comedy Indonesia musim kedua di tahun 2012. Dia juga seorang trainer di bidang psikologi.
Begitu juga dengan Sakdiyah Ma’aruf, seorang komika yang dulunya sempat mengikuti Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV pertama di tahun 2011. Materi yang sering dibawakannya cukup sensitif berdasarkan pengalamannya, di mana perempuan sering dijadikan minoritas.
Ada pula tiga komika lainnya, Alison Thackray, Fathia Sari Puspita dan Ligwina Hananto. Mereka turut mengibur penonton dengan lawakannya yang cerdas.
Terakhir, Gamila Arief, seorang istri dari komika ternama Indonesia Pandji Pragiwksono ini juga enggak mau kalah membahas tema-tema perempuan yang kritis dan kocak.
Tema yang Segar dan Berani
Meskipun dibalut dengan kocaknya sebuah komedi, ada tema-tema yang cukup berani untuk dibawakan.
Seperti yang kita tahu isu-isu sensitif seperti agama, politik, seksualitas bahkan kekerasan dan eksploitasi terhadap perempuan.
Antusiasme yang besar ini terlihat dari penjualan seratus tiket pre-sale yang terjual habis dalam waktu 12 jam aja.
Hal ini membuktikan kalau banyak masyarakat yang pengin mendengarkan opini perempuan mengenai tema sensitif melalui stand up comedy ini.
(Yuk baca tentang Women's March Jakarta bukan cuma tentang cewek, tapi aksi damai buat Indonesia)
(Sara)
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR