Laura masih bergetar ketika menceritakan peristiwa naas yang dialaminya tersebut. "Muka saya kelihatannya mulus sekarang, padahal ini sebetulnya harus dilapisi plat metal dan harus dioperasi 5 kali.
Kaki, tangan, dan pinggang saya patah. Mata keluar dan harus dioperasi berkali-kali. Selama beberapa bulan, Mama tidak mau memberikan cermin pada saya. Hingga akhirnya suatu waktu saya paksa, saya melihat diri saya seperti monster yang menyeramkan.”
Bangkit dari Keterpurukkan
Mengalami belasan kali operasi, tentu sempat membuat Laura putus asa dan menyerah. Tapi kegigihan upaya sang ibunda untuk bisa melihat anaknya pulih kembali selalu berhasil membangkitkan semangat Laura.
“Saya yang sempat kurang ajar sama Mama, saat itu betul-betul merasakan kalau cinta kasih orangtua sama anaknya tanpa batas.
Untuk membiayai pengobatan saya di luar negeri, Mama rela melakukan segalanya. Enggak istirahat, jualan makanan, semuanya dikerjakan demi saya.
Walaupun berkali-kali saya membuat hati Mama hancur, kasihnya selalu ada untuk memaafkan dan merangkul saya.”
Menghadapi Ketakutan
Butuh waktu bertahun-tahun buat Laura untuk bisa menghadapi rasa takut dan trauma yang ia alami, bahkan hingga kini kalau pesawat yang ia tumpangi sedang mengalami turbulensi, hatinya masih bergetar.
“Saya takut, tapi buat saya itu wajar. Saya harus hadapi ketakutan itu, bukan menyangkalnya. Saya percaya, kalau hidup saya sepenuhnya ada di tangan Tuhan.
Kalau Tuhan masih mau pakai saya di dunia, sehebat apapun bahaya yang saya alami, saya pasti akan selamat. Tapi, kalau memang sudah waktunya saya kembali kepada-Nya, maka saya menerima hal itu.
Yang penting, langkah-langkah saya selama hidup selalu menuju ke jalan yang benar.”
Menjadi Life Inspirator
Kini Laura merupakan CEO dari perusahaan penerbitan miliknya, Growing Publishing. Ia juga sukses menjadi pembicara untuk bisa menginspirasi dan memotivasi orang-orang untuk mengalami terobosan dan perubahan hidup.
Selain itu, Laura juga menulis buku best seller ‘Unbroken Wings’ yang telah terjual lebih dari 10 ribu copy.
Buku ini menceritakan tentang perjalanan hidupnya menggapai impian menjadi seorang pramugari dan mengalami musibah kecelakaan pesawat yang nyaris merenggut nyawanya serta pengalaman dekat dengan kematian.
"Aku dulu hanya bisa terbang dengan sayap yang terbuat dari besi, tapi suatu ketika sayap itu patah dan aku benar-benar merasa kehilangan.
Sayapku sudah benar-benar patah dan tidak seperti yang aku harapkan, tetapi Dia memberiku sepasang sayap yang baru dan sekarang aku dapat terbang jauh lebih tinggi dari sebelumnya.”
(Baca juga: Alasan Kenapa Mengumbar Masalah Percintaan di Medsos Itu Enggak Keren)
Penulis | : | Natalia Simanjuntak |
Editor | : | Natalia Simanjuntak |
KOMENTAR