Saat ini seluruh umat Muslim di berbagai belahan dunia sedang melaksanakan ibadah puasa.
Indonesia sendiri memiliki durasi waktu puasa selama 13 jam.
Gimana ya pengalaman mereka yang berpuasa lebih dari 14 jam?
Ini cerita 10 cewek yang berpuasa di negara dengan durasi puasa lebih dari 14 jam.
(Baca juga: Ini Negara-negara yang Memiliki Durasi Waktu Puasa Terlama. Ada yang 21 Jam Lho!)
Korea - 16 jam
“Suhu di sini juga tinggi, sampai 34 derajat Celcius dan enggak ada angin.
Udaranya kering karena kelembabannya rendah, jadi cepat haus.
Sehabis makan sahur, biasanya minum susu dan makan kurma juga. Jadi bisa kuat seharian
Sekarang TV di Korea sudah mulai menyiarkan tentang Ramadan karena Islam di Korea meningkat tajam.
Jadi kalau ketemu orang di jalan, mereka suka menyapa ‘Kamu lagi puasa ya? Semangat!’ Senang banget deh!” - Mutiara (24)
(Cek di sini untuk tahu lebih lanjut pengalaman Mutiara selama berpuasa di Korea. Menantang tapi berkesan!)
Denmark - 19 jam
“Butuh penyesuaian karena di Indonesia waktu puasanya enggak selama ini.
Di dua hari pertama enggak kuat ngapa-ngapain karena gula darah jatuh banget, tapi lama-lama terbiasa kok.
Sulitnya sih karena waktu makan kita sebentar.
Tapi kalau diingat-ingat lagi, kita kan berpuasa juga untuk merasakan gimana nasib mereka yang enggak bisa makan.
Kebayang enggak sih hidup orang yang beberapa hari mungkin enggak bisa makan dan berusaha untuk bertahan hidup.
Sedangkan aku masih dikasih kesempatan untuk bisa makan meski cuma sebentar.
Meski berat, anggap saja pahalanya jadi lebih besar.”- Gita (31)
Perancis - 18 jam
“Di Perancis mataharinya baru terbenam jam 9 lebih, sedangkan imsak pada jam setengah 4.
Hal itu jadi tantangan karena enggak terbiasa berpuasa dengan waktu sepanjang itu kalau di Indonesia.
Saat puasa di luar negeri gini juga jadi makin bikin kangen sama masakan Indonesia!” - Keyla (16)
Jepang - 16 jam
“Orang yang berpuasa di Jepang itu sedikit, mencari makanan halal juga cukup susah.
Setiap puasa selalu kangen takjil khas Indonesia, kangen ngabuburit juga.” - Dinda (24)
(Baca juga: Cerita Cewek dengan Keluarga Beda Agama. Saling Mendukung & Penuh Toleransi)
Belanda - 19 jam
“Di Belanda tuh panas dan banyak aktivitas fisik karena semua hal harus dikerjakan sendiri, seperti jalan kaki atau naik sepeda.
Enggak kayak Indonesia yang ada ojek atau angkot.
Di sini puasanya malah jadi lebih berasa karena teman kan banyak yang bule.
Jadi mereka makan, ya aku enggak.
Banyak juga komunitas Islam Indonesia yang bikin acara buka puasa gratis, seru deh!” - Hana (23)
Saudi Arabia - 15 jam
“Cuaca di Madinah sekitar 43-45 derajat Celcius, jadi harus bertahan melawan panas.
Tapi di sini aku jadi bisa mengenal ajaran Islam dengan lebih dalam dan makin dekat dengan Sang Pencipta.” - Husnul (27)
Amerika Serikat - 16,5 jam
“Saat aku lagi di Arizona, Amerika, suhunya bisa mencapai 40 derajat.
Dan itu kan daerah padang pasir, jadi setiap saat selalu kehausan dan dehidrasi.
Harus tahan-tahan jadinya saat puasa.” - Putri (17)
(Baca juga: Cerita Cewek yang Pernah Tinggal di Korea Selatan dan Belajar Toleransi di Sana)
Kanada - 17 jam
“Sebenarnya yang paling sulit adalah waktunya sih.
Di sini imsak sekitar 04.30 sedangkan Magribnya lebih dari jam 9 malam.
Jadi berlatih sabar untuk menahan lapar, haus, dan lemas.” - Soya (24)
Skotlandia - 18 jam
“Tantangan paling berat puasa di Skotlandia tuh yang waktunya.
Matahari terbit jam 04.30 dan terbenam hampir jam 10 malam.
Orang-orang lokal di sini juga enggak mengerti apa itu puasa.
Jadi begitu kita jelaskan, mereka malah kagum sama kekuatan kita menahan diri untuk enggak makan dan minum selama puasa.
Mereka juga menghormati dan berhati-hati saat makan di sekitar kita.
Komunitas Muslim di sini juga cukup sering mengadakan pengajian bareng.
Aku selalu kangen sama susana kekeluargaan dan tradisi Ramadan di Indonesia.
Mulai dari takjil, ngabuburit, ke mal lihat hiasan lebaran, sampai dengar lagu religi di mana-mana.” - Nina (37)
Belgia - 18 jam
“Durasi puasa di Belgia cukup lama, sekitar 18 jam.
Selain itu, di sini puasa tuh jatuh di musim panas, jadi harus berusaha menahan haus.
Puasa di sini bikin kangen banget sama suasana Ramadan di Indonesia.” - Belgis (24)
(Baca juga: Pengalaman Cewek Jalani Puasa di Kota yang Mayoritas Penduduk Non-Muslim. Seru tapi Menantang!)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR