Penyakit mental adalah sesuatu kondisi mental yang dapat menganggu pikiran dan perilaku, serta menghambat kehidupan sehari-hari kita.
Berdasarka National Alliance on Mental Illness (NAMI), terdapat beberapa jenis penyakit mental, yakni perilaku hiperaktif, kecemasan (anxiety), autisme, bipolar, depresi, gangguan kepribadian, gangguan makan, sulit membedakan kenyataan dan khayalan, OCD, stres akibat kejadian traumatik, halusinasi, dan schizophrenia.
Gangguan mental bisa diderita oleh siapa saja, termasuk para seleb.
Selama ini, kita melihat kehidupan seleb yang serba gemerlap, padahal diantara mereka ada yang juga memiliki penyakit gangguan mental.
Ini lah 8 seleb Kpop yang menderita penyakit mental dan hal yang bisa kita pelajari dari mereka.
(Baca juga: Curhat Fans Kpop yang Berhasil Melewati Depresi dengan Bantuan Musik Kpop)
Suga ‘BTS’ - Depresi, OCD, dan social phobia
Di project solonya, Agust D dengan lagu berjudul The Last, Suga bercerita tentang perjuangannya melawan gangguang mental yang dia derita, yakni depresi, OCD, dan social phobia.
“On the other side of the famous idol rapper
Stands my weak self, it’s quite dangerous
Depression, OCD, they keep coming back again from time to time
Hell no perhaps that might be my true self
…
Around the age of 18, social phobia developed in me
Right, that was when my mind was gradually polluted
At times I’m scared of myself too
Self hatred and thanks to the depression that takes over me”
Di lagu ini, Suga terang-terangan menceritakan bahwa dia pergi ke psikiater untuk mendapatkan bantuan profesional. Suga juga menggunakan musik sebagai salah satu terapi pengobatannya agar bisa merasa lebih baik.
Jika menderita depresi dan gangguan mental lainnya, kita bisa mengalihkan perhatian kita dengan melakukan hobi atau menuangkannya menjadi suatu karya. Misalnya, menulis, melukis, atau fotografi.
Melakukan hobi dapat menjadi sebuah terapi yang bikin kita rileks dan bahagia.
TOP ‘BIGBANG’ - Anxiety dan insomnia
Rapper yang baru saja terkena kasus pemakaian mariyuana ini menderita gangguan kecemasan dan insomnia. Dia sedang dalam pengobatan untuk meredakan kecemasan dan insomnia tersebut.
Sayangnya, beberapa hari lalu dia mengonsumsi terlalu banyak obat-obatan sehingga tak sadarkan diri. Para haters memanfaatkan kesempatan ini untuk menjatuhkan TOP dengan membanjiri media sosialnya dengan komentar negatif.
Selain bantuan profesional, hal yang diperlukan oleh penderita gangguan mental adalah dukungan penuh dari kita. Kebanyakan dari kita menganggap remeh kesehatan mental seseorang dan menganggap mereka lemah.
Sikap meremehkan dan komentar negatif hanya akan membuat mereka merasa makin buruk. Oleh sebab itu, berikan dukungan dan semangat bagi mereka ya!
(Baca juga: 5 Pelajaran Penting Ini Bisa Kita Ambil dari TOP ‘BIGBANG’ yang Terlibat Kasus Mariyuana & Depresi)
JinE ‘Oh My Girl’ - Gangguan makan dan anoreksia
Pada Agustus 2016 lalu, JinE menunda seluruh aktivitasnya untuk menerima perawatan atas gangguan makan dan anoreksia yang dideritanya.
Menurut agensinya, WM Entertainment, JinE mulai menunjukkan beberapa gejala anoreksia setelah Oh My Girl debut. Agensinya pun menyarankan JinE untuk menjalani pengobatan dan perawatan khusus.
April 2017 kemarin, akhirnya JinE memberikan update kepada fans tentang kesehatannya lewat sebuah surat.
“Dukungan dan cinta kalian memberiku kekuatan! Aku sudah semakin membaik sekarang.
Aku makan banyak makanan enak dan mengambil foto. Nah, aku memberikan pesan kejutan ini bersama dengan foto!
Aku harap kalian bisa melihat kalau aku menyayangi kalian sebesar cinta yang telah kalian berikan padaku. Kalian adalah sumber kekuatan terbesarku!
Terima kasih, aku benar-benar sayang kalian!”
Lewat pesan JinE, terbukti kalau dukungan dan semangat positif dapat membantu proses penyembuhan orang dengan gangguan mental. Semoga JinE terus sehat ya!
Wooshin ‘UP10TION’- Stres
Pada 6 Juni 2017, agensi UP10TION, TOP Media mengumumkan kalau Wooshin enggak akan terlibat dalam aktivitas grup untuk sementara waktu.
“Kondisi psikologi Wooshin semakin buruk karena stres mental yang dia alami sejak akhir tahun lalu.
Setelah berdiskusi dengan Wooshin dan member lainnya, diputuskan kalau Wooshin membutuhkan waktu untuk istirahat selama beberapa waktu. Wooshin butuh waktu untuk memulihkan diri dan me-recharge dirinya.”
Saat sedang menderita stres, ada baiknya kita mengambil waktu untuk rehat dan beristirahat dari segala macam kegiatan. Waktu rehat ini berguna untuk memulihkan dan menyegarkan kembali pikiran kita.
(Baca juga: Belajar dari Kasus TOP 'BIGBANG, Ini 4 Alasan Kita Sebagai Netizen Dilarang Melakukan Cyberbullying)
Jonghyun ‘SHINee’ - Depresi dan insomnia
Di lagu yang dia ciptakan dan nyanyikan bersama IU, berjudul Depression Clock, Jonghyun berusaha menceritakan saat-saat dia mengalami depresi.
“Aku insomnia karena memiliki depresi. Jadi aku menulis lagu ini seperti menulis diary. Tapi lagu ini bukan untuk membuatmu merasa depresi.
Lagu ini dibuat untuk melepaskan perasaan-perasaan sedih dan kelam. Cerita lagu ini bertujuan untuk menenangkan diri kita,” ujar Jonghyun saat diwawancara oleh Newsen.
Sama seperti Suga, Jonghyun menyalurkan perasaan dan depresinya lewat hal yang dia sukai, yakni menulis lagu.
Sayangnya, Jonghyun menyerah terhadap depresi yang dialaminya dan bunuh diri di Desemebr 2017.
Jun Jin ‘Shinhwa’ - Panic disorder
Panic disorder atau kepanikan yang berlebihan menimpa Jun Jin beberapa tahun yang lalu.
“Aku mulai menunjukkan gejala panic disorder pada album keempat kami. Selama dua bulan, aku hanya menggunakan lilin sebagai penerangan di rumah.
Aku jarang makan, kalaupun makan, aku mengorder makanan tersebut dan memakannya bersama soju (minuman alkohol khas Korea). Aku membawa tongkat baseball atau pedang kayu ke mana-mana, karena aku paranoid kalau ada orang yang mengikuti dan akan membunuhku.”
Panic disorder adalah gangguan mental yang serius, sebab dapat menyebabkan si penderita terkena depresi dan social phobia. Jun Jin berhasil melewati itu semua dengan bantuan dan dukungan dari seluruh anggota Shinhwa.
Dia mengaku merasa bersyukur karena dukungan member Shinhwa membuatnya merasa disayangi dan dibutuhkan.
(Baca juga: 5 Hal Positif yang Bisa Kita Pelajari dari Serial TV 13 Reasons Why)
IU - Depresi dan insomnia
Di salah satu konsernya tahun lalu, IU bercerita kalau dia mengalami depresi di tahun 2014.
“Saat itu ada banyak orang yang menyukaiku, tapi di satu sisi aku merasa enggak nyaman dan depresi. Aku terus-terusan mempertanyakan apakah aku pantas mendapatkan pujian.
Aku enggak bisa menikmati pujian tersebut dan aku mulai meremehkan diriku sendiri. Tahun itu adalah tahun yang berat. Akibat depresi, aku pun menderita insomnia.
Aku sama sekali enggak bisa tidur, sehingga enggak bisa beraktivitas dengan normal seharian.”
Namun karena dukungan orang-orang terdekatnya, IU pun perlahan pulih dan kondisinya semakin baik.
Ga In - Depresi dan anxiety
4 Juni kemarin Ga In buka-bukaan pada publik kalau saat ini keadaan mentalnya sedang enggak stabil dan sedang menjalani pengobatan.
Dia juga mengatakan kalau komentar-komentar negatif yang dia terima di media sosial membuatnya merasa enggak berharga, gelisah, dan depresi.
Apa yang dialami Ga In mirip dengan TOP, yakni kondisi mental yang makin parah karena menerima komentar negatif dari orang lain. Sebelum memberikan komentar, selalu ingat untuk menempatkan diri kita di posisi si penerima pesan.
Enggak mau kan merasa depresi dan terpuruk karena komentar buruk dari orang?
Apa yang harus kita lakukan jika memiliki gangguan mental?
Menurut NAMI, terdapat beberapa cara untuk mengatasi penyakit gangguan mental.
1. Jangan merasa bersalah ketika merasakan emosi-emosi negatif.
Merasakan emosi negatif tuh wajar dan memang sulit untuk dikontrol.
Oleh sebab itu, jangan memperburuknya dengan menyalahkan diri kita sendiri.
2. Sadari hal positif di sekitar kita.
Buat sebuah daftar mengenai hal-hal positif yang terjadi pada kita hari itu. Kebiasaan ini akan membuat kita merasa lebih baik.
3. Minta bantuan dari orang lain.
Kita bisa meminta bantuan psikiater profesional serta dukungan dari orang-orang terdekat seperti teman dan keluarga.
Dukungan bakal bikin kita merasa enggak berjuang sendirian.
4. Olahraga secara rutin untuk melepaskan hormon stres dalam tubuh kita.
Cobalah olahraga ringan seperti jogging, naik turun tangga, atau bersepeda.
5. Makan makanan sehat.
Makan banyak buah dan sayuran.
Serta hindari alkohol juga rokok.
6. Beri waktu untuk diri sendiri.
Me time berguna untuk me-recharge diri kita setelah semua kegiatan yang melelahkan dan bikin stres.
Kita bisa membaca buku, mendengarkan musik, atau pergi berlibur.
(Baca juga: Boleh Dicoba! 6 Gerakan Anti Stres yang Mudah Kita Lakukan di Meja Belajar)
Gimana cara membantu orang yang memiliki gangguan mental?
Masih berdasarkan NAMI, ini yang bisa kita lakukan untuk membantu orang yang memiliki ganguan mental.
1. Berikan dukungan. Support dia dengan cara berada di sampingnya dan selalu siap membantunya di saat dibutuhkan.
2. Cek keadaannya secara berkala. Kita bisa menelepon atau nge-chat dia untuk menanyakan keadaannya.
3. Libatkan dia dalam percakapan. Jika sedang merencakan sesuatu, selalu libatkan dan ajak dia di dalam percakapan serta pengambilan keputusan. Hal ini ditujukan agar dia merasa dibutuhkan.
4. Jangan nge-judge. Jangan ucapkan kata-kata yang meremehkan keadaannya, misalnya, “Ah besok juga kamu sudah baik-baik aja”, “Jangan cengeng deh”, atau “Kamu manja banget sih.” Hal tersebut akan membuat keadaan mereka makin parah.
Selalu ingatkan padanya kalau kita ada untuk mendukungnya, bukannya malah menghina kondisinya.
Penyakit gangguan mental bukanlah sesuatu yang dapat dianggap remeh. Jangan ragu untuk meminta bantuan kalau merasa tersesat dan enggak tahu harus berbuat apa dalam mengatasi penyakit mental yang kita alami.
(Baca juga: Pikiran Untuk Bunuh Diri Datang Tanpa Disadari & Sering Dianggap Remeh. Waspada Sebelum Terlambat)
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR