(Baca juga: 5 Inspirasi Mix and Match Item Fashion Buat Cewek Kurus-Mungil ala Prilly Latuconsina)
Sempat Memilih Untuk Enggak Menarik Banyak Perhatian
Dampak komentar orang lain jadi bikin Twelvi sulit mengekspresikan dirinya melalui penampilan.
“Dari kecil aku memang cenderung girly. Suka baju warna-warni, makeup, sepatu. Tapi tumbuh sebagai perempuan plus size di negara yang kebanyakan perempuannya bertubuh mungil, aku selalu sulit mengekspresikan diriku melalui penampilan.
Akhirnya waktu kuliah aku selalu pakai baju yang ‘aman’. Kemeja atau kaos hitam atau putih, celana jeans, sneakers. Kalau perlu keluar rumah enggak usah dandan. Pokoknya sebisa mungkin enggak menarik perhatian orang.
Sering banget denger orang kalau becanda bilang, ‘ya kalau betisnya kecil sih gapapa pakai rok selutut. Lah ini betis kaya talas Bogor. Atau becandaan ngeledek orang yang pakai baju sleeveless, ‘Buset itu lengan atau pukulan kasti?’
Aku enggak pernah menerima celaan seperti itu secara langsung, tapi aku cukup sadar bahwa kemungkinan besar orang pernah bilang begitu, di belakangku. Jadi aku selalu takut.”
(Baca juga: Buat Kita yang Gemuk, Intip 7 Inspirasi Memakai Celana Kulot Supaya Enggak Terlihat ‘Bantet’)
Semakin Sadar Orang Bakal Selalu Ngelihatin dan Berkomentar
“Yang kurus diliatin karena terlalu kurus, yang dadanya besar diliatin dan dibecandain, apapun baju yang dipakai. Yang bokongnya besar pakai celana atau rok model apapun tetap dijadiin bahan ketawa. Yang gendut pakai baju apapun tetap akan diliatin.
Dulu juga pernah teman sekelas di kampus yang enggak deket komentar, 'kalo badan gede kayaknya enggak cocok deh baju warna cerah. Pake hitam biar keliatan kurus.'
Aku senyumin aja. Lucunya dia sama sekali enggak tahu fashion."
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR