Bullying dan tindak kekerasan di sekolah masih terus terjadi hingga sekarang. Bahkan enggak jarang bullying dan kekerasan memakan korban nyawa. Ini 5 kasus kekerasan dan bullying di sekolah pada Agustus - September 2017.
(Baca juga: Ada Apa di Balik Pembunuhan Masal yang Terjadi Pada Orang Rohingya?)
Ditampar saat LDKS
Pada Sabtu, 26 Agustus 2017 lalu, seorang siswi SMP PGRI Cipanas diduga menerima kekerasan berupa tamparan saat mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan Siswa (LDKS).
Korban berinisial NZ (13) merupakan murid kelas satu yang baru masuk.
Kekerasan ini dilakukan oleh pelajar lain atas instruksi dari alumni. YS (16), alumni yang menginstruksikan kekerasan tersebut mengaku khilaf.
"Saya kebagian pemateri baris berbaris, saya hitung berapa kesalahan. Lalu saya suruh mereka berhadapan dan saling menampar antar siswa. Saya tidak menampar hanya menginstruksikan saja," kata YS, dilansir dari Tribunnews.com.
Wakil Kepala Sekolah Urusan Kesiswaan SMP PGRI, Asep Sulaeman, mengaku kaget dan baru mengetahui kejadian tersebut. Dia juga mengklarifikasi bahwa seharusnya alumni tidak mengikuti kegiatan LDKS.
Kekerasan ini membuat NZ mengurung diri di kamar dan tidak mau makan setelah pulang dari LDKS.
Saat ini pihak sekolah sedang mencoba mediasi antara pihak-pihak yang terlibat untuk menyelesaikan permasalahan.
(Baca juga: 5 Seleb Korea yang Pernah Dibully Karena Kelahiran Blasteran)
Meninggal akibat dikeroyok
Muhammad Ikbal Ubaidillah (15), seorang santri di Pondok Pesantren Darussalam, Surabaya meninggal dunia pada 3 September 2017. Ikbal ditemukan teman sekamarnya saat sedang meregang nyawa dengan keadaan penuh luka lebam dan hidung berdarah. Diduga korban meninggal karena dianiaya teman-temannya di pesantren. Paman korban, Andreas (33) mengaku kalau Ikbal pernah bercerita padanya kalau dia sering di-bully dan mendapatkan tindak kekerasan dari teman-temannya di pesantren. Saat ini kasus sedang dalam penyelidikan pihak berwajib.
Dipukul dan dipaksa berkelahi
MIH (15), siswa SMA Taruna Nusantara, Magelang, Jawa Tengah mengalami pemukulan di bagian perut. Setelahnya, dia dipaksa berkelahi di Mushala sambil direkam oleh para pelaku elama 15 menit.
Dari keterangan korban, kekerasan ini dilakukan oleh enam teman lelakinya pada Kamis, 31 Agustus 2017. Setelahnya teman korban berinisial H datang dan menghentikan aksi tersebut. Orangtua korban sudah melaporkan kejadian ini ke Polres Magelang. Kasus ini masih dalam investigasi untuk mengumpulkan bukti-bukti dan menunggu hasil visum.
(Baca juga: Catur Juliantono dan 4 Insiden Mengerikan Lain yang Pernah Menimpa Suporter Timnas Indonesia)
Empat siswi dipukuli dan direkam dalam video
Empat siswi SMPN 2 Ciwaringin, Kabupaten Cirebon menjadi korban kekerasan. Mereka dipukul, ditampar, ditendang, dan dipukul menggunakan ikat pinggang oleh lima orang siswi lainnya.
Kejadian ini juga direkam dalam video dan disebarkan di Facebook pada 26 Agustus 2017 lalu, sehingga menjadi viral. Bullying ini terjadi karena para korban menatap wajah pelaku saat lewat di depan mereka. Pelaku yang merasa tersinggung pun mendatangi dan mem-bully korban. Salah satu pelaku yang diduga sebagai dalangnya dipindah ke sekolah lain karena pihak sekolah merasa dia adalah siswi yang berperilaku tidak baik meski sudah berkali-kali mendapatkan bimbingan. Empat orang pelaku lainnya sedang dalam pengawasan dan mendapatkan sanksi kedisplinan.
(Baca juga: Hal Yang Harus Kita Lakukan Saat Melihat Teman Di-bully)
Dihukum oleh kakak kelas
Tujuh siswi kelas 12 di SMA Nusantara Plus, Tangerang Selatan ketahuan mem-bully lima siswi kelas 11. Kejadian bullying ini terekam di Instagram Story dan tersebar di berbagai media sosial.
Para pelaku mengajak adik kelasnya ke daerah Situ Gintung setelah jam pelajaran sekolah pada Jumat, 11 Agustus 2017. Mereka merasa adik kelasnya tidak sopan karena menatap kakak kelas dari atas ke bawah.
Pelaku memberi hukuman dengan menyuruhnya meminum campuran sirup dan bubur kacang hijau. Korban juga dimarahi oleh pelaku. Tujuh orang pelaku itu dikenakan hukuman skors selama satu minggu oleh pihak sekolah.
Penulis | : | Intan Aprilia |
Editor | : | Intan Aprilia |
KOMENTAR