Ada banyak cara menebar kebaikan. Salah satunya lewat iklan. Mayoritas brand menggunakan iklan hanya untuk memasarkan produknya. Tapi, Burger King mengambil langkah lebih jauh dengan menggunakan iklannya "Bullying Jr." sebagai salah satu cara meningkatnya awarness masyarakat tentang isu bullying. Siapin tisu, girls, bakal nangis nih.
(Baca juga: Kenapa ya Seseorang Melakukan Bullying?)
Dua target bully, murid junior SMA dan burger Whooper Jr.
Mengambil setting lokasi di salah satu resto Burger King, iklan ini mengusung konsep eksperimen sosial. Ada dua hal yang menjadi target bullying, yakni murid junior SMA dan burger Whooper Jr. (burger dihancurkan oleh pramusaji). Iklan ini menunjukkan perbandingan reaksi dan respon pengunjung saat melihat adegan bullying anak SMA yang diperankan oleh beberapa aktor anak di tengah ruangan dengan waktu ketika pengunjung mendapati burger Whooper Jr. pesanannya diantarkan dalam kondisi hancur.
Tebak target bully mana yang paling banyak mendapat respon? Ternyata lebih banyak orang yang protes dan berbicara soal Whooper Jr. dibanding dengan memberikan respon soal aksi bullying yang diterima oleh aktor anak tersebut.
(Baca juga: 5 Kasus Bullying Paling Menyedihkan di Indonesia, Ada yang Sampai Meninggal)
Merayakan "National Bullying Prevention Month"
Dalam deskripsi video yang diunggah, Burger King mengungkapkan bahwa brand ini dikenal selalu berusaha menyematkan mahkota di kepala para pelanggannya dan membiarkan mereka mengenakannya sesuai cara masing-masing. Hal ini berkebalikan dengan aksi bullying. Oleh karena itu, lewat iklan ini Burger King berusaha berbicara melawan tindakan perundungan tepat pada peringatan "Bulan Pencegahan Bullying Nasional".
(Baca juga: Bukan Hanya Korban Bullying Saja yang Menderita, Bystander atau Penonton Juga Bisa Mengalami Trauma)
Aksi bullying jadi masalah besar di semua negara
Pada scene awal, Burger King berbagi sedikit info statistik soal aksi bullying. Ternyata 30% murid sekolah di seluruh dunia menjadi korban perundungan tiap tahunnya, girls. Beberapa anak yang diwawancara pada awal video juga mengungkapkan pendapat mereka soal aksi ini. Salah seorang anak bilang, "Susah bagiku untuk membela teman yang jadi korban bullying karena aku juga salah satu targetnya." Anak yang lain mengungkapkan, "Lebih mudah untuk tetap diam."
Pada akhir video, beberapa anak korban bullying bercerita kalau mereka berhenti mendapat perlakuan buruk di sekolah sejak seorang teman berani berbicara dan membelanya di depan para pelaku. Tindakan seperti ini patut kita contoh, gilrs. Stand up for your friends, stand up for what is right. Setuju?
(Baca juga: Lakukan 3 Cara Ini Biar Kita Enggak Ikutan Jadi Pelaku Cyberbullying)
Penulis | : | Putri Saraswati |
Editor | : | Putri Saraswati |
KOMENTAR