Dilansir dari seventeen.com, Claire Mysko, CEO dari National Eating Disorders Association, menyebutkan bahwa ada banyak stigma dan anggapan yang salah soal eating disorder, sehingga dirasa penting buat banyak orang untuk memahami jenis penyakit ini. Apalagi siapapun bisa terkena gangguan ini, temasuk kita atau pun orang-orang yang kita sayangi.
Yuk kenali 8 mitos soal eating disorder yang enggak perlu kita percaya!
(Baca juga: 4 Zodiak yang Enggk Bisa LDR-an. Zodiak Kamu Termasuk Juga?)
Mitos: Diet bukan suatu masalah
Mysko mengatakan bahwa dirinya menyayangkan budaya diet yang sering dilakukan oleh banyak remaja. Menurutnya, diet adalah bentuk mengatur pola makan menjadi lebih sehat. Tapi kenyataannya, banyak orang yang salah kaprah.
Makan sehat artinya pikiran kita kudu sehat juga. Maksudnya adalah kita jadi enggak khawatir dan terlalu ribet menghitung kalori makanan, BMI, makanan baik, makanan buru, dan lain-lain.
Kalau ada orang terdekat yang sangat terobsesi dengan diet, kita perlu membantu dia biar enggak terlalu pusing mengatur makanan, dan mengusulkan untuk bisa lebih menikmati pola makan barunya.
Mitos: Eating disorder adalah sebuah fase
Eating disorder bukanlah sebuah fase karena eating disorder tanpa penanganan serius bisa berakibat kematian. Eating disorder bisa mengakibatkan dehidrasi, anemia, pingsan, gangguan jantung, gangguan gastritis.
Mitos: Anorexia adalah jenis eating disorder paling umum dan paling berbahaya
Menurut data dari National Eating Disorders Association (NEDA), binge eating disorder adalah jenis eating disorder yang paling berbahaya.
Meski begitu segala macam jenis eating disorder bisa mengakibatkan kematian, seperti bulimia, binge eating disorder, dan lain-lain
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR