Meski suadah bersahabat, bukan berarti kita bebas dari perasaan enggak nyaman sama sahabat. Cewek-cewek Indonesia berikut mengaku mereka kadang juga pengin jaga jarak sama sahabatnya. Apakah kamu pernah mengalaminya juga?
(Baca juga: Angka Keberuntungan Masing-masing Zodiak Di Tahun 2018)
Bosan
“Aku pernah menjauh dari temanku untuk semnetara waktu karena aku enggak mau temenku itu-itu saja, Jadi pas aku enggak main sama temanku yang biasanya bareng aku, aku gabung sama teman-teman lain. Tapi enggak lama kok, paling 3-4 hari. Temanku sendiri juga suka gitu, jadi kita enggak ada perasaan ‘Eh, kok, dia jadi ngejauhin aku sih?’ Karena kita juga kadang ada bosannya kan. Jadinya jaga jarak deh.” – Muthia, 18 tahun
Ngerasa bosan sama salah satu teman kita enggak bisa diartikan kita beneran pengin putus hubungan sama teman kita itu, lho. Malah dengan memperlebar pergaulan ke teman-teman yang lain kita jadi makin bisa mengenal orang-orang lain yang seru.
Kalau kita berteman dengan cara yang sehat, enggak ada deh yang namanya cemburu-cemburuan sama teman baru. Malah lebih seru lagi kalau kita punya banyak teman yang cocok sama kita. The more, the merrier, kan? Setuju?
Capai dengan obrolan yang enggak penting
“Menjauhi teman di kelas sih susah, tapi biasanya yang aku lakuin menjauhi pas pulang. Alasannya karena capek aja menghadapi obrolan yang kurang penting. Pengin menyendiri dulu untuk sementara. Dan capek kalau terus tersenyum dengerin obrolan mereka.” – Oktapiani, 19 tahun
Enggak ada yang bisa nandingi perasaan kesal dan capek kalau harus berpura-pura sama seseorang. Kadang, kita pun sering merasa bosan sama topik obrolan teman-teman yang itu-itu saja.
Jaga jarak memang bikin kita merasa lega untuk sementara, tapi enggak selamanya. Makanya, kita juga perlu perlahan-lahan ngajakin sahabat kita buat membahas hal-hal yang lebih seru. Misalnya, ketika si sahabat mulai membahas topik yang itu-itu lagi, kita langsung mengalihkan obrolan ke topik yang udah kita siapkan.
(Baca juga: Nasib Percintaan Kita Di Tahun 2018 Berdasarkan Zodiak Kita)
Kesal dengan sikapnya
“Aku punya teman sejak SMA yang kuliah dan satu kost sama aku. Sering banget dia mengabaikan tugasnya di kost-an. Misalnya dia jarang membersihkan tempat tidur, jadi aku harus terpaksa membersihkan tempat tidurnya dia juga. Karena aku kesal sama sikapnya itu, makanya aku jadi sering menjauh.” – Nina, 18 tahun
Tinggal satu kost sama orang lain memang bukan hal yang mudah. Kita harus bisa menerima perbedaan kita dan si sahabat. Tapi menjauh bukan solusi untuk jangka panjang, lho girls, karena perubahan sikap lah yang dibutuhkan supaya hidup satu kost bisa lebih kondusif.
Caranya, kita bisa menempel peraturan kost udah kita diskusikan dengan dia. Di secarik kertas, kita dan sahabat masing-masing saling menulis pertauran yang enggak boelh dilanggar. Kalau udah disetujui kedua belah pihak, berarti mau enggak mau kita harus mematuhinya.
Merasa diri sendiri enggak bermanfaat
“Aku pernah menjauh dari temanku karena aku ngerasa enggak bermanfaat buat orang lain, apalagi teman di kampus. Aku sering banget minta bantuan teman, kalau ada materi yang susah dimengerti. Teman aku sih biasa aja, selalu ngajarin aku. Tapi semakin sering aku minta bantuan, semakin aku jadi ngerasa bodoh dan enggak bisa apa-apa.
Aku selalu pengin jadi manfaat buat orang-orang, tapi aku ngerasa usaha aku itu enggak sebesar usaha mereka bantu aku. Dimanfaatin emang sakit, tapi jadi enggak bermanfaat buat orang lain itu lebih sakit.” – Lilis, 19 tahun
Punya cita-cita bermanfaat buat orang lain itu adalah tujuan yang mulia, lho, girls. Percaya deh.
Tapi ngejauhi teman yang udah membantu kita, sampai dia sendiri bertanya-tanya dengan perilaku kita yang jaga jarak, kayaknya bukan hal yang tepat. Keinginan kita untuk jadi orang yang bermanfaat buat sahabat, harusnya kita tunjukkan dengan selalu berada di sisinya. Mungkin saat ini kita enggak terlihat bermanfaat, tapi suatu hari nanti, kita bisa saja jadi satu-satunya orang yang dia butuhkan.
Kita juga perlu tahu nih, girls, kalau di dunia ini ada orang yang merasa bahagia setelah membantu orang lain. Mungkin dengan membantu kita yang kesusahan, si sahabat justru ngerasa bahagia. Dan bukan kah bikin orang lain bahagia adalah perkerjaan yang juga bermanfaat?
Ngetes keberadaan
“Kadang aku pernah menjauhi sahabat karena aku pengin ngetes keberadaanku sendiri. Semacam aku dianggap enggak sih sama mereka? Nyadar enggak sih kalau enggak ada aku?” – Novya, 19 tahun
Kadang, dalam diri kita memang sering muncul obsesi untuk dianggap sama orang lain. Tapi perasaan itu enggak akan muncul kalau kita dan sahabat sama-sama menghargai keberadaan masing-masing.
Cara paling mudah menghargai keberadaan masing-masing adalah dengan mendengarkan saat dia curhat tentang masalahnya, memberi pujian saat dia berhasil dengan pencapaiannya, dan selalu jujur kalau kita sayang sama sahabat kita.
Enggak perlu gengsi mengucap terimakasih dengan sesama sahabat, girls. Mungkin cara ini adalah cara paling mudah kita bisa membuat orang lain enggak merasa sendirian dan berpikiran bahwa mereka adalah orang yang berarti dalam hidup kita.
(Baca juga: Urutan Zodiak dari yang Berhati Malaikat Sampai yang Paling Licik. Kamu Termasuk yang Mana?)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR