Ada seorang penulis blog yang menyuarakan pendapatnya mengenai salah satu film karya anak bangsa yang banyak menggunakan sexual innuendo (plesetan seksual) di filmnya.
Tentu ketika kita ingin menikmati film, suatu karya seni ya penginnya karya tersebut bersih enggak ada hal-hal yang bikin kita menjadi risih.
Apalagi kita sebagai perempuan, lalu melihat suatu hal yang menyinggung hal seksualitas dan orang lain menertawakannya karena merasa itu adalah hal yang lucu dan menghibur.
Enggak hanya kita lihat dari film saja, tapi banyak lho hal-hal yang berbau sexual innuendo di kehidupan sehari-hari. Misalnya candaan sama teman-teman, atau bahkan meme yang sering kita lihat di media sosial.
Masalahnya, apakah enggak masalah menertawakan hal yang sifatnya sensitif dan bisa membuat orang yang mendengarnya menjadi risih? Sebenarnya apa sih alasan orang-orang yang menjadikan sexual innuendo menjadi bahan candaan?
(Baca juga : 5 Alasan Remaja Harus Berani Ngomongin Seks. Konteks Pendidikan Ya, Bukan Belajar Berhubungan Seks!)
Seksual Itu Perlu Dibicarakan, Namun dengan Dasar Mendidik
"Aku merasa risih ketika ada jokes yang bersifat seksual apalagi negatif dan menyudutkan satu pihak yang biasanya perempuan menjadi bahannya. Menurutku perihal seksual itu penting untuk dibicarakan atau dipublikasikan namun yang menjadi dasarnya adalah mendidik masyarakat, bukan malah jadi bercandaan.
Dan yang menjadi sumber risihnya itu seringkali perempuan menjadi objek becandaannya, menjadi bulan-bulanan dan akhirnya akan melekat jokes itu, aku sebagai perempuan melihatnya tidak nyaman dan merasa itu adalah sex abuse.
Ada baiknya kalau sumbernya dari media sosial, jangan me-reposting ataupun likes. Kalaupun mau membagi hal yang bersifat seksual dikemas menjadi sebuah informasi yang baik dan benar, arahnya lebih ke seks edukasi. – Dwinda, 23 tahun.
Memang betul ya hal yang berbau seks perlu dipelajari oleh kita semua, untuk itu adanya pelajaran mengenai seks. Tapi jangan jadikan hal ini sebagai alasan agar mudah sekali membicarakan seks dan menjadikannya candaan serta lelucon.
Apalagi lelucon tersebut menyinggung hal sensitif seperti bagian tubuh wanita yang seharusnya enggak perlu dijadikan lelucon.
(Baca juga : Pendidikan Seks Itu Bukan Hal yang Tabu untuk Dibicarakan, Tapi Penting Banget untuk Kita Ketahui)
Sudah Menjadi Hal yang Biasa
"Menurut saya itu risih sekali karena itu berkaitan sekali dengan diri atau fisik kita. Misalnya saja kata-kata jokes seperti 'semok', 'bohay' yang sering kita dengar sehari-hari dan dianggap wajar atau biasa.
Sebenarnya secara tidak langsung membuat kita risih karena salah satu bagian tubuh kita di-notice dan secara tidak langsung pula orang-orang di sekitar akan memperhatikan kita secara khusus namun dalam konteks yang berbeda.
Alasan saya untuk tidak ikut-ikutan membuat jokes terkait hal seksual seperti itu adalah karena saya pikir hal tersebut akan membuat seseorang menjadi tidak nyaman di lingkungannya. - Christnina Maharan, 18 tahun.
Ini dia yang perlu kita ubah pelan-pelan girls. Ketika suatu hal tersebut sudah menjadi hal yang biasa dan lumrah, maka inilah tugas kita untuk bisa memberikan pengertian dan penjelasan kepada mereka yang menganggap hal ini biasa saja.
Butuh kerja ekstra memang, tapi ketika kita bsia mengubah satu orang, mungkin dia akan bisa mengubah orang lain dan begitu seterusnya, seperti efek domino.
Ikut Merasa Kita yang Jadi Bahan Candaan Tersebut
"Kalau aku merasa risih sama jokes dan meme yang sifatnya seksual khususnya seksual terkait badan cewek tuh ya karena aku merasa jokes yang dibuat tentang badan cewek kan kena ke aku juga sebagai cewek.
Dan rasanya tidak nyaman banget waktu orang-orang yang ngomong jokes tentang seksualitas kayak badan cewek terus ngeliatin cewek dengan tatapan tidak sopan.
Dan biasanya jokes-jokes kayak gini bikin cewek jadi direndahkan - Sidney, 20 tahun.
Ada hubungan kedekatan di sini girls, ketika kita jadi ikut merasa seperti kita yang dijadikan lelucon karena kita sama-sama cewek.
Sulit memang ketika kita ingin mengubah suatu hal yang dianggap bukan masalah, tapi sebenarnya itu adalah masalah yang sangat besar bagi kita.
Mulai Sekarang Rajin Share Artikel Atau Sumber Terpercaya Mengenai Sexual Innuendo
"Menurutku hal semacam itu enggak seharusnya dilakukan sih, apalagi kalau sampai membudaya, kok kesannya seperti murah sekali jokes tersebut.
Menurutku dari kecil seharusnya anak-anak sudah dididik untuk mengetahui tentang seksual, jadi ketika sudah besar ia tidak salah mengerti dan tidak menganggap tabu lagi.
Dan caranya biar enggak ikut-ikutan menurutku dimulai dari diri kita sendiri sih. Enggak perlu like + comment dan kita bisa bersuara melalui akun pribadi kita untuk memberi wawasan yang benar tentang seksual atau bisa baca-baca artikel yang concern akan hal ini dan bantu share tentang artikel tersebut di akun kita.
Sehingga mereka tidak menjadikan seksual sbagai bahan jokes mereka. - Nugraheni Puji Astuti, 22 tahun.
Yup girls, kita enggak bisa diam saja dalam melihat hal seperti ini terus terjadi. Hal kecil, seperti share informasi mengenai hal ini bisa memberikan efek domino kepada orang banyak lho. Jangan ragu untuk membagi hal yang informatif ya girls!
Ada banyak hal yang bisa kita jadikan lelucon untuk hiburan, enggak perlu memakai bahan yang bisa membuat orang lain tersinggung bahkan jadi ada kesan merendahkan.
Kita bisa mulai dari diri kita sendiri, pernah enggak melakukan hal seperti ini kepada orang lain? Lalu selanjutnya kita bisa katakan ke sahabat, keluarga, followers di media sosial, untuk berhenti membuat jokes seperti ini.
Percaya deh kalau hal ini akan memberikan efek domino, ydan kita pasti akan berhasil jika konsisten dan semua orang bisa melihat apa yang ingin kita sampaikan.
Jangan menyerah sebelum mencoba ya, yuk kita stop sexual innuendo ini!
(Bca juga : 55% Remaja Enggak Pernah Dapat Pendidikan Seks. Padahal Pendidikan Seks Itu Butuh, Bukan Tabu!)
Kisah Yessiow dan Samsung Merayakan Harmoni Dua Budaya Lewat Galaxy Wrap Melting Pot Nusantara x Hangul
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR