Pada era kerajaan di Cina, ternyata ada juga beberapa kisah cinta yang indah dan juga tragis yang dicatat oleh sejarah.
Beberapa kisah ini sangat terkenal di masyarakat Cina dan ada juga yang dibuktikan kisahnya dengan bangunan-bangunan peninggalan sejarah bukti cinta mereka.
Ini dia 4 kisah cinta tragis yang nyata di kerajaan Cina, mengharukan!
Xuanzong dan Yuhuan
Di Cina, ada sebuah dinding yang kokoh bernama Everlasting Regret Wall. Dan ternyata, dinding ini berukir kisah cinta yang terjadi antara dua orang manusia di zaman kerajaan Cina dulu lho.
Dilansir dari laman chinadaily.com, dinding ini berukir tulisan Kaligrafi dibuat oleh Mao Zedong yang berjudul Everlasting Regret di mana tulisan ini adalah hasil karya seorang puitis di era Dinasti Tang, Bai Juyi.
Tulisan kaligrafi ini bercerita mengenai kisah antara Xuanzong dan Yuhuan. Yuhuan dulunya adalah menantu dari Xuanzong, namun ternyata mereka saling mencintai.
Mereka memiliki kertetarikan yang sama dalam seni musik, bahkan mereka saling tukar sumpah cinta pada Chinese Valentine’s Day.
Namun saat terjadi pemberontakan An Shi, telah menghancurkan hubungan mereka dan membuat Yuhuan dipaksa melakukan bunuh diri. Xuanzong sangat merindukan Yuhuan yang telah meninggal lebih dulu.
(Baca juga : 6 Aktor Drama Cina/Taiwan Wajib Gebet yang Enggak Kalah Ganteng Dari Aktor Drama Korea)
Kaisar Shunzhi dan Permaisuri Donggo
Kaisar Shunzui dengan nama asli Fulin adalah putra dari Hong Taiji, pndiri Dinasti Qing. Kasisar Shunzui naik takhta di usianya yang masih muda dengan pamannya yang berperan sebagai bupati.
Di tahun 1856, saat Kaisar Shunzui menginjak usia 18 tahun, dia jatuh cinta dengan istri dari saudara tirinya, yaitu Princess Donggo. Suami dari Princess Donggo meninggal dan dia pun akhirnya menikah dengan Kaisar Shunzhi.
Mereka pun dikaruniai seorang putra, namun sayangnya anak mereka meninggal kurang dari satu tahun setelah lahir. Enggak lama, Princess Donggo pun juga meninggal karena kesedihannya kehilangan putranya.
Kaisar Shunzhi pun sangat merasa hancur dan mengunci dirinya di dalam kamar selama lima hari dan sama sekali enggak peduli dengan urusan politik dari jabatannya.
Saat menginjak usia 22 tahun, Kaisar Shunzhi meninggalkan istana dan menjadi biarawan untuk menghilangkan kesedihannya. Ibu dari Kaisar Shunzhi mengatakan bahwa anaknya meninggal katena cacar.
Sedangkan anak dari Kaisar Shunzhi dari selirnya yang lain adalah Kaisar Kangxi yang terkenal.
(Baca juga : 7 Aktor Keren di Drama Taiwan dan Cina Tahun 2017 yang Bikin Kita Meleleh!)
King You dan Bao Si
King You adalah raja terakhir di Zhou bagian Barat. Dia memiliki istri bernama Queen Shen, namun King You jatuh cinta dengan Bao Si.
Tapi Bao Si adalah wanita yang depresi dan sulit untuk tersenyum, karena itu King You iseng menyalakan suar sehingga para pasukan datang mengira ada kejadian bahaya, namun mereka semua tertipu karena keisengan King You. Dan Bao Si pun tertawa karena hal ini.
Mereka lalu menikah, namun ayah dari Bao Si tidak menyetujuinya dan selanjutnya terjadi penyerangan kepada King You.
Tragisnya adalah karena King You sering membuat keisengan dengan suar, saat sungguhan dia dalam bahaya, enggak ada pasukan yang datang.
Hal ini pun membuatnya tewas terbunuh dan Bao Si diculik. Ini adalah akhir dari kerajaan di Zhou bagian barat.
(Baca juga : 8 Drama Romantis Dari Cina/Taiwan yang Enggak Kalah Bikin Baper Dibanding Drama Korea)
Kaisar Xuan dan Permaisuri Xu
Xuan dan Xu menikah dan tinggal agak jauh dari istana kekaisaran, dan mereka sama sekali enggak tahu kalau Xu adalah keturunan dari Kaisar terkenal.
Setelah kebenaran terungkap, Xuan di bawa kembali ke istana dan diberikan takhta sebagai Kaisar Xuan, dan istrinya pun menjadi Permaisuri Xu.
Orang-orang di istana menyukai kepribadian Permaisuri Xu karena dia adalah wanita yang ramah, pintar dan juga cantik. Namun karena konflik dan perebutan kekuasaan, Permaisuri Xu setelah melahirkan seorang anak, dia diracuni dan meninggal.
Kaisar Xuan pun sangat bersedih karena kehilangan istri yang sangat dicintai dan dikaguminya ini.
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR