Bagi yang suka nonton drama Korea, pasti pernah paling enggak satu kali nangis ketika nonton adegan yang sedih. Walaupun kamu adalah orang yang enggak mudah nangis, tapi pasti kalau nonton beberapa adegan ini dijamin kamu enggak akan kuat menahan air mata.
Ini dia 7 adegan di drama Korea yang paling menguras air mata, sedih banget!
49 Days
Adegan paling sedih dari drama ini bukan ketika Shin Ji Hyun (Nam Gyu Ri) meninggal di akhir drama, melainkan ketika arwah Shin Ji Hyun masih hidup, dia masuk ke dalam tubuh Song Yi Kyung (Lee Yo Won) dan meminta Yi Kyung untuk menemui orang tua Shin Ji Hyun.
Saat itu adalah hari ulang tahun pernikahan orang tuanya, jadi Ji Hyun ingin menyanyikan lagu untuk mereka seperti hal yang baisa dia lakukan di tahun-tahun berikutnya. Lalu ketika sudah bertemu dengan orang tua Ji Hyun, dia keluar dari tubuh Yi Kung dan bernyanyi untuk orang tuanya. Hanya Yi Kyung yang bisa mendengarkan suara Ji Hyun karena Ji Hyun adalah arwah yang enggak bisa dilihat orang lain.
Sedangkan orang tua Ji Hyun mendengarkan lagu yang diputarkan oleh Yi Kyung. Ini sedih banget lho girls, kalian harus nonton!
Reply 1988
Salah satu adegan di drama ini akan menguras air mata kita dna akan teringat kalau rasa saying kita terhadap ayah kita girls. Sung Bo Ra (Ryu Hye Young) adalah cewek yang cuek dan dingin, sebenarnya dia mirip dengan ayahnya, Sung Dong il (Sung Dong il).
Karena itu lah, mereka berdua enggak bisa ngobrol dan nyaman, padahal Sung Dong Il bisa sangat dekat dengan 2 adik Sung Bo Ra. Lalu di akhir drama, ketika tiba hari pernikahan Sung Bo Ra dengan Sun Woo, ternyata Bo Ra dan ayahnya masing-masing menuliskan surat lho karena merak tahu mereka enggak akan snaggup untuk bicara langsung.
Ketika ayahnya membaca surat dari Bo Ra, lalu Bo Ra baca surat dari ayahnya, adegan ini pasti bikin kita nangis girls! Sedih dan mengharukan banget.
(Baca juga : 5 Adegan Paling Romantis di Drama Korea 'Because This is My First Life'. Jadi Ikutan Baper!)
Secret Garden
Penulis | : | Indah Permata Sari |
Editor | : | Indah Permata Sari |
KOMENTAR