Orangtua memang berhak menegur anak, apalagi kalau kita terbukti salah. Namun, kadang ada cara menegur yang kurang tepat.
Salah satunya adalah dengan melemparkan makian yang bisa menjurus ke verbal abuse.
Yuk cari tahu alasan orangtua melakukan verbal abuse kepada anak dan kalimat makian yang termasuk verbal abuse.
(Baca juga: Yuk berhenti bikin orang yang melakukan hal enggak penting jadi terkenal)
Apa itu verbal abuse?
Verbal abuse adalah bentuk penyiksaan secara verbal atau kata-kata sehingga membuat orang yang menerimanya merasa enggak nyaman, sedih, down atau paling parah, merasa terhina.
Sebenarnya verbal abuse bisa terjadi di mana-di mana, termasuk di lingkungan pertemanan, di tempat umum bahkan di rumah. Namun akan lebih parah kalau verbal abuse itu datang dari ortu kita sendiri.
Alasan Verbal Abuse Bisa Terjadi
Ada beberapa penyebab kenapa orangtua bisa melakukan verbal abuse. Yaitu,
Cara komunikasi yang salah
Apa mereka enggak sayang sama kita? Hm...enggak juga, sih. Ini bisa terjadi karena cara berkomunikasi yang salah. Harap maklum, enggak semua orangtua tahu cara berkomunikasi yang baik.
Jadi ketika mereka mengungkapkan kekhawatiran mereka, yang keluar adalah kalimat makian, kata kasar, kata kotor atau kalimat yang sering membanding-bandingkan kita dengan saudara.
Kadang hanya cara itu yang mereka tahu. Karena dulu pun mereka mendapatkan cara berkomunikasi yang serupa dari orangtua mereka atau nenek kakek mereka.
(Baca juga: 10 kisah mengharukan pengorbanan ayah kepada anaknya)
Maksudnya memberi semangat
Pastinya orangtua menginginkan yang terbaik buat kita. Sayangnya, apa yang orangtua anggap baik belum tentu cocok dengan kita.
Makanya, begitu kita melakukan hal di luar harapan orang tua, mereka mulai membandingkan sifat kita dengan saudara kita atau mungkin juga dengan kondisi waktu orangtua kita masih remaja.
Misalnya: 'Masa sih kamu gitu aja enggak bisa. Dulu waktu Papa SMA, matematika enggak pernah merah' atau 'Jadi anak itu jangan pemalas. Coba tiru kakak kamu, setiap pagi bisa bangun sendiri.'
Kalimat-kalimat itu maksudnya untuk membuat kita agar bisa sebaik orang yang mereka bandingkan. Sayangnya, ortu enggak sadar ini malah membuat kita down.
Menyalurkan amarah sama kita
Orangtua juga manusia biasa. Seperti kita yang punya masalah dan bisa stres juga. Bisa itu masalah di rumah, di kantor atau masalah lain.
Dan enggak semua orangtua bisa menyalurkan stres mereka dengan baik. Akibatnya, mereka menyaluarkan amarahnya pada kita.
Perhatikan, deh, kapan orang tua suka ngomel dan marah-marah tanpa alasan tanpa kita? Apa setiap pulang kantor atau mungkin setelah berantem dengan anggota keluarga yang lain (Misalnya, Papa berantem dengan Mama).
Kalau ini kasus yang terjadi, yang menjadi masalah adalah orangtua kita. Dan tidak sepatutnya kita menyalahkan diri kita sendiri atas perilaku orangtua yang satu ini.
(Baca juga: curhat seorang cewek yang mengalami kekerasan fisik dari orangtua sampai depresi)
Kalimat makian yang termasuk verbal abuse
Lalu, kalimat makian apa saja yang sebenarnya bisa digolongkan ke dalam verbal abuse?
Ada beberapa hal yang bisa dikatagorikan sebagai verbal abuse. Kata-kata makian seperti 'goblok', 'tolol', 'anak enggak tahu diri', 'enggak bisa diurus', termasuk beberapa contoh dari verbal abuse.
Hi-hi-hi, kayak kalimat di sinetron banget, ya? Tapi ya, percaya deh, ada orangtua yang tanpa sadar mengucapkan itu pada anaknya.
Enggak hanya itu, kata-kata lain di luar makian tapi nyelekit dan bisa membuat kita down, termasuk juga dalam verbal abuse, lho.
Komentar negatif soal penampilan (berat badan, wajah, warna kulit), bakat yang dimiliki, dan soal pendidikan juga tergolong sebagai verbal abuse kalau itu membuat kita jadi enggak pede dan down.
Penulis | : | Ifnur Hikmah |
Editor | : | Ifnur Hikmah |
KOMENTAR