Menjaga kesehatan organ intim adalah kewajiban kita sebagai seroang perempuan. Tujuannya enggak lain supaya kita bisa cepat tanggap dan menghindarkan diri dari kemungkinan terburuk penyakit yang mematikan.
Vagina, adalah salah satu organ intim yang rentan dengan bahaya-bahaya penyakit menular hingga mematikan. Biar kita enggak salah, yuk kenali alasan kenapa muncul benjolan pada vagina kita!
(Baca juga: Kenali Klamidia, Infeksi Menular Seksual yang Bisa Terjadi Pada Remaja)
Infeksi menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual ternyata diawali dengan gejala munculnya benjolan pada vagina. Misalnya pada penyakit herpes, sering ditemukan benjolan yang terlihat seperti kulit melepuh, terasa gatal dan sakit. Biasanya herpes akan diderita oleh penderitanya sekitar 2-20 hari, kemudian menghilang sebelum akhirnya muncul kembali.
Selain herpes, kutil genital juga memiliki gejala yang sama yakni dengan munculnya benjolan dengan warna keputihan atau seperti warna kulit di sekitar vulva atau anus. Kutil genital ini kebanyakan disebabkan oleh dua tipe HPV (HPV 6 dan 11). Penderitanya akan merasa gatal, tapi enggak selalu sakit. Sistem imun tubuh kita akan melawan virus tersebut dengan sendirinya, tapi kalau ingin sembuh lebih cepat, kita bisa meminta resep obat yang sesuai kepada dokter.
Penyakit sipilis juga memiliki gejala munculnya benjolan yang mirip seperti luka di sekitar vulva atau anus. Bentuk benjolannya bulat meski engga sakit dan biasanya hanya muncul satu benjolannya saja di tempat yang tersembunyi. Demikian dipaparkan oleh Planned Parenthood.
Profesor klinis dan ginekolog asal Northwestern University, Dr. Lauren Streicher, juga memaparkan bahwa ada salah satu penyakit yang dinamakan molluscum contagiosum yang memiliki gejala sama, yakni muncul benjolan pada vagina. Biasanya infeksi ini akan ditemuipada perempuan berumur 20an dan telah aktif secara seksual. Biasanya benjolan ini akan hilang dengan sendirinya.
Ubah kebiasaan mencukur rambut vagina
Benjolan yang muncul pada area vagina juga bisa disebabkan dengan rambut-rambut yang tumbuh. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh rutinitas mencukur rambut pubis.
Ob-gyn asal New York City, Dr. Rebecca Brightman, mengatakan larangannya untuk memencet atau menyentuh benjolan ini karena bisa berakibat makin buruk.
(Baca juga: 3 Fakta Penting yang Perlu Kita Tahu Tentang Rambut Pada Bokong)
Kelenjar Bartholin yang bermasalah
Dr. Streicher mengungkapkan biasanya penyebab benjolan yang muncul di area vagina adalah adanya kista pada kelenjar Bartholin. Kelenjar ini berukuran sebesar biji kacang polong yang terletak tepat di dalam bukaan vagina dan mengeluarkan cairan untuk melumasi vagina pada saat berhubungan seks.
Kista yang muncul ini secara pasti belum diketahui penyebabnya, tidak menimbulkan rasa sakit meski ukurannya beragam mulai dari ukuran kecil hingga sebesar buah anggur.
Namun, jika kista tersebut mulai bernanah, kita akan merasa sakit atau nyeri pada bagian tersebut. Jika mengalami hal ini, sebaiknya kita segera memeriksakan ke dokter untuk perawatan yang lebih tepat.
Masalah kulit
Penyebab lain munculnya benjolan vagina adalah karena masalah pada kondisi kulit kita seperti psoriasis dan eczema. Meski umumnya dua masalah ini menyebabkan kulit kering dan gatal-gatal, enggak menutup kemungkinan akan muncul benjolan juga.
Jika menemui kondisi ini, kita perlu segera menghubungi dermatologis untuk diagnosa dan tepat, serta mengecek penggunaan krim atau lotion yang digunakan, mengingat kulit pada bagian vagina sangat sensitif.
Selain itu, enggak hanya di wajah, area vagina kita juga bisa muncul jerawat. Dan ketika jerawat ini muncul, kita enggak perlu memencetnya karena bisa membuat si jerawat tumbuh membesar dan semakin sakit. (Cosmopolitan.com)
(Baca juga: Vagina Lembap Saat Menstruasi? Ini Cara Mengatasinya!)
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR