Setidaknya lebih dari satu juta siswa bersama para pendukung antisenjata memenuhi jalanan di Washington DC, Amerika Serikat, pada Sabtu 24 Maret 2018. Aksi demonstran tersebut ialah untuk menentang keras kekerasan senjata api dan merespon berbagai kasus penembakan yang kerap terjadi di Amerika Serikat.
Dinamakan March for Our Lives, gerakan ini meminta pembuat kebijakan untuk meloloskan hukum ketat soal senjata api. Peserta demonya tidak hanya dari Washington saja, tapi juga dari California dan Minnesota. Unjuk rasa ini diumumkan hanya beberapa hari setelah penembakan Hari Valentine di Marjory Stoneman Douglas High School di Parkland, Florisa.
Sejumlah siswa menyampaikan pidatonya di antara sorak soari demonstran lain. Berikut adalah 7 pidato yang paling inspiratif dari March For Our Lives 2018!
(Baca juga: Selain Penembakan di Florida, Ini 4 Kasus Penembakan di Sekolah di Amerika Lainnya yang Mengejutkan)
Edna Chavez
Edna adalah seorang siswa dari Manuel Arts High School Los Angeles yang kakaknya ditembak mati di depan rumahnya di tahun 2007. Ia mengatakan bahwa kekerasan senjata ini telah terlalu normal di lingkungannya.
“Isu ini normal – normal sampai titik saya lebih dulu belajar cara menghindar dari peluru sebelum saya belajar membaca.”
Edna Chavez, a student from Los Angeles: "This is normal, normal to the point that I've learned to duck from bullets before I learned how to read." #MarchForOurLives pic.twitter.com/7fjsBE1DG5
— CBS This Morning (@CBSThisMorning) March 24, 2018
Cameron Kasky
Cameron Kasky adalah siswa dari Stoneman Douglas. Pidatonya ia tujukan kepada para politisi yang nantinya akan mereka pilih di pemilihan umum Amerika Serikat.
“Demonstrasi ini bukanlah klimaks dari aksi gerakan kami, ini adalah sebuah permulaan. Jika hari ini terlihat baik, maka tunggulah esok hari.”
"Look around—We are the change." —@cameron_kasky #MarchForOurLives pic.twitter.com/QxAoxDcNiz
— March For Our Lives (@AMarch4OurLives) March 24, 2018
Trevo Bosley
“Aku di sini berbicara untuk para anak muda yang takut akan ditembak mati ketika mereka pergi ke pom bensin, ke bioskop, halte, gereja, atau bahkan sekolah,” kata Trevon Bosley, siswa dari Chicago.
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR