Coklat, cookies, cake, duh, siapa sih yang enggak langsung tertarik melihat makanan yang manis-manis dan pengin langsung menyantapnya? Eiitss, tunggu dulu, girls. Sebelum kita makan makanan tersebut dengan penuh semangat, baiknya kita tahu terlebih dahulu soal perbedaan antara gula ‘baik’ dan gula ‘buruk’ buat tubuh kita. Tujuannya agar kita bisa menjaga tubuh supaya lebih sehat lagi. Yuk, langsung disimak!
(Baca juga: 4 Makanan Penutup Khas Rusia yang Disajikan Selama Piala Dunia)
Kenapa sih, kita perlu tahu soal gula dalam tubuh?
Gula selalu identik dengan image yang buruk buat kesehatan tubuh. Tapi jangan salah, menurut ahli nutrisi Dr. Nancy P. Rahnama, gula enggak selamanya buruk buat tubuh kita, lho.
Karbohidrat merupakan ombinasi lain dari gula, dan semua karbohidrat akan mengjhasilkan sekresi insulin, yang merupakan komponen utama penyebab pertambahan berat badan, kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Demikian dipaparkan oleh Dr. Rahnama.
Glukosa menyebabkan peningkatan insulin, sementara fruktosa menyebabkan penundaan pada pelepasan insulin. Respon penundaan insulin tersebut disebabkan karena gula mengandung serat, air, antioksidan, vitamin, mineral, dan nutrisi lain yang memperlambat pelepasan gula pada aliran darah.
Oleh sebab itu, Dr. Rahnama menyarankan sebelum mengonsumsi makanan yang mengandung gula, kita harus memperhatikan serat yang dikandung oleh makanan tersebut.
Gula ‘baik’ vs Gula ‘buruk’
Gula ‘baik’ adalah gula yang secara alami dikandung oleh bahan makanan itu sendiri. Sementara gula ‘buruk’ sering juga disebut sebagai gula tambahan yang bisa kita temukan dalam gula pasir, madu, atau sirup jagung dengan fruktosa tinggi. Gula-gula ini disebut sebagai ‘gula tambahan’ karena kita menambahkannya dalam proses memasak atau ketika menyiapkan makanan.
Menurut Deborah Malkoff-Cohen, seorang diettitian dan edukator diabetes, menyatakan bahwa kedua jenis gula tersebut bisa meningkatkan gula darah dalam tubuh. Tapi gula tambahan, memiliki potensi lebih tinggi untuk menaikkan level gula darah.
Penulis | : | Indra Pramesti |
Editor | : | Indra Pramesti |
KOMENTAR