Tulisnya, ada trik khusus agar rapat organisasi pemuda yang dianggap radikal oleh Belanda tidak dibubarkan paksa polisi.
Suatu ketika, para pemuda hampir ditangkap polisi karena menggelar rapat, tapi akhirnya lolos. Kok bisa?
Jadi, ketika polisi hendak menggrebek, para peserta rapat berganti sikap. Rapat yang serius berganti jadi acara tari-menari dansa-dansi. Musiknya, cukup pakai mulut saja menirukan suara gamelan.
Baca Juga : Nikita Willy Dekorasi Sudut Rumahnya dengan Sentuhan Paris, Kece Abis!
Sumpah Pemuda juga identik dengan lagu Indonesia Raya.
Untuk pertama kali, lagu yang kemudian menjadi lagu kebangsaan RI itu diperdengarkan di Kongres Pemuda ke-2. Namun, tanpa syair.
Mengapa?
Tentu masih ada kaitannya dengan larangan polisi Belanda untuk menyebut kata merdeka dalam rapat.
Waktu itu, menjelang penutupan rapat pada Minggu, 28 Oktober 1928, seorang pemuda langsing bernama W.R. Soepratman menenteng biola mendekati pemimpin rapat Soegondo menyerahkan secarik kertas berisi syair lagu yang digubahnya.
Menangkap judul "Indonesia Raya" dan begitu banyak kata merdeka dan Indonesia di situ, Soegondo langsung melirik polisi Belanda yang tekun mengawasi kongres.
Soegondo khawatir rapat bisa dibubarkan paksa bila lagu itu diperdengarkan lengkap dengan syairnya.
Source | : | intisari online |
Penulis | : | None |
Editor | : | Ngesti Sekar Dewi |
KOMENTAR