Polisi Juga Punya Bukti Rekaman
Pihak kepolisian menyebutkan bahwa aksi kerusuhan di Jakarta memang telah direncakan dan ada uang operasionalnya.
"Pelaku (kerusuhan) ini ada yang menyuruh dengan disebutkan ada beberapa (uang) yang di amplop itu. (Tersangka kerusuhan) sudah mensetting kegiatan," ujar Argo.
Dalam rekaman tersebut, polisi menemukan bukti berupa rekaman pertemuan yang menunjukkan perencanaan aksi kerusuhan, salah satunya rencana penyerangan ke asrama polisi di Petamburan.
Polisi juga menjelaskan bahwa para pelaku yang berasal dari luar Jakarta melakukan pertemuan di Sunda Kelapa.
"Para tersangka (kerusuhan) ini berasal dari luar Jakarta, beberapa dari Jawa Barat. Mereka kemudian datang ke Sunda Kelapa, kemudian bertemu dengan beberapa orang di sana. Ini ada barang bukti, ada rekamannya," katanya.
Hingga kini, polisi masih mendalami dan mencari penyedia uang operasional aksi kerusuhan tersebut.
Baca Juga: Manis Banget, Begini Cara Verrel Bramasta Memanjakan Adik Angkatnya!
Ada Rencana Menyerang Presiden Jokowi
Tersangka kerusuhan di Jakarta sempat berencana menyerang Presiden Joko Widodo pada 22 Mei.
Hal itu direncanakan ketika mereka melihat agenda Jokowi di Johar Baru, melalui siaran stasiun TV.
"Mereka mengunggah kata-kata di grup WhatsApp contoh persiapan buat perang yang lain mana. Kemudian, ada kata-kata lagi seperti rusuh sudah sampai ke Tanah Abang, kok. Lalu, live TV (menginformasikan) Jokowi di Johar Baru, ayo kita serang," ujar Argo.
Polisi menilai aksi unjuk rasa yang berakhir rusuh di Jakarta telah melanggar aturan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1998.
Oleh karena itu, polisi mengimbau masyarakat tidak terpengaruh ajakan-ajakan untuk melakukan aksi yang melukai dan menyerang orang lain saat melakukan aksi unjuk rasa.
"Jangan sampai terpengaruh untuk ajakan-ajakan melukai, merusak, dan menyerang orang lain yang tidak dibenarkan oleh Undang-undang," kata Argo Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Fakta Kerusuhan 22 Mei yang Telah Direncanakan Pakai Dana Operasional...",