Kecemasan Sosial Setelah Karantina, Ini 5 Cara Mengatasinya!

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 24 Juni 2020 | 16:10 WIB
Drama 'When My Love Blooms' (foto : tvN via Hancinema)

CewekBanget.ID - Setelah lebih dari 3 bulan enggak ada agenda sosial dengan teman-teman, kini kita memasuki masa new normal dan sudah bisa mulai berkumpul kembali dengan banyak orang.

Mungkin kita begitu antusias sekaligus cemas atau malu saat berinteraksi dengan orang lain setelah masa karantina dicabut, yang sebenarnya merupakan gangguan fobia sosial.

Seperti apa sih, bentuk kecemasan sosial dan cara menanganinya?

Baca Juga: Dilanda Cemas dan Takut Saat Pandemi, Bagaimana Cara Keluarnya?

Kecemasan Sosial

Ilustrasi anxiety

“Perubahan dari memiliki pekerjaan dan kehidupan yang sangat sosial, ke tidak ada sama sekali, hanya di rumah saja, bisa berpengaruh pada kesehatan mental. Hal ini juga bisa membuat orang yang biasanya ekstrovert merasa seperti introvert dan kehilangan minat untuk bertemu banyak orang,” kata penasihat medis di Click Pharmacy, Jana Abelovska sebagaimana dilansir dari Kompas.com pada Rabu (24/6/2020).

Isolasi yang kita lakukan selama pandemi akan menguras emosi dan memicu kecemasan sosial, sebagian besar karena kita merasa takut dan khawatir dengan reaksi orang.

“Jika kita sering bergaul dan berinteraksi sosial, sebagian besar ketakutkan kita itu ternyata tidak terbukti. Kita punya kesempatan untuk mencoba berbagai hal dan melihat apa yang bisa membantu mengurangi ketakutan itu,” kata Emily Anhalt, PsyD, pendiri komunitas kesehatan mental Coa.

Selama pandemi, kita lebih banyak bergantung pada diri sendiri dan menghadapi situasi yang enggak pasti.

Hal ini akan menyuburkan lagi kecemasan dalam diri, jadi untuk mengurangi kecemasan sosial dalam melakukan agenda sosial kita, ada beberapa tips yang mungkin berguna, nih.

Mulai Perlahan

Jika kita punya kecenderungan kecemasan sosial, jangan langsung melakukan interaksi dengan banyak orang yang enggak terlalu dikenal, sebaiknya masuklah dalam kehidupan sosial secara perlahan.

“Setelah karantina berakhir, kita tak bisa lagi menghindar dan terpaksa menghadapi hal yang sebenarnya ditakuti. Jangan langsung menghadapinya sekaligus, mulailah secara santai,” kata psikiater Dr. Allie R.Shapiro.

Mulailah dengan pertemuan bersama orang-orang terdekat kita karena mereka adalah zona nyaman kita dan bisa membuat kita jadi diri sendiri.

Setelah kita siap, perbesar lingkaran pertemuan dengan orang-orang yang kita nikmati keberadaannya tapi terkadang masih membuat kita cemas.

Jika belum siap bertemu tatap muka, kita bisa menjalin komunikasi dengan orang berbeda setiap hari lewat aplikasi chat atau video chat.

Membayangkan Situasi

Kadang kita perlu membuat simulasi atas situasi sosial yang mungkin bakal kita hadapi.

Kita juga bisa berusaha menghadapi acara tersebut dengan menghadirinya bersama teman yang dipercaya.

Enggak perlu terburu-buru kalau belum sepenuhnya siap bersosialisasi.

Baca Juga: 5 Makanan Ini Bantu Menjaga Mood dan Menurunkan Tingkat Stres!

Wajar Takut

Walau orang di sekitar kita tampaknya baik-baik saja dan enggak takut masuk ke situasi normal baru, enggak perlu malu dengan reaksi atau kecemasan kita.

“Ingatlah, tak pernah ada orang yang membayangkan kita akan berada di pandemic seperi ini. Bahkan para pakar tidak menduga. Jadi, sangat normal untuk merasa cemas dan takut,” kata Shapiro.

Ia menyarankan agar kita bersosialisasi dalam zona nyaman, jangan merasa terpaksa melakukan sesuatu yang membuat kita risih dan jengah.

Untuk mengurangi rasa takut, berbagilah perasaan dengan sahabat atau orang terdekat kita.

Sayangi Diri Sendiri

Sayangilah diri sendiri dengan cara mengutamakan kesehatan fisik dan melakukan olahraga yang membuat kita senang.

Atau kita bisa berbicara dengan sahabat atau keluarga yang kita percaya.

“Kita memang tidak bisa menyiapkan diri untuk semua hal, tapi dengan membuat jiwa dan raga kita sehat, maka kita akan lebih siap menghadapi kesulitan di depan,” kata Anhalt.

Baca Juga: Cemas Berlebihan Bikin Kesehatan Tubuh Ngalamin 7 Efek Ini Lho!

Bantuan Profesional

Jika kita sudah mencoba semua tetapi tetap panik dan cemas menghadapi kehidupan sosial, enggak ada salahnya minta bantuan profesional, seperti psikolog, psikiater, atau konselor.

Jangan biarkan perasaan cemas merundungi kita sendirian.

Selain itu, tetap utamakan diri sendiri dan jangan paksakan untuk langsung bersosialisasi kalau belum siap ya, girls.

(*)