Studi: Jaga Jarak Diperketat, Infeksi COVID-19 Dapat Lebih Rendah!

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 16 September 2020 | 15:10 WIB
Cara Jepang #hadapicorona (Foto: AFP)

Secara global angka infeksi virus corona saat ini, berdasarkan data Worldometer menunjukkan 29,4 juta orang atau hampir 30 juta orang di dunia dikonfirmasi positif COVID-19.

Sedangkan angka kematian COVID-19 juga terus meningkat dan kini mulai mendekati 1 juta kasus, dengan 932.802 kasus.

Sementara angka infeksi virus SARS-CoV-2 di Indonesia telah mencapai 221.523 kasus dengan 8.841 kasus kematian akibat virus corona baru tersebut.

Baca Juga: Satgas COVID-19 Siapkan Masker 5 Lapis untuk Masyarakat Hadapi Corona!

Analisis data riwayat infeksi COVID-19 Saat mempertimbangkan dan menganalisis semua variabel dalam survei tersebut, para peneliti menemukan bahwa sebagian besar orang yang menghabiskan lebih banyak waktu di tempat umum sangat mungkin memiliki riwayat infeksi SARS-CoV-2.

Riwayat infeksi juga 16 kali lebih umum terjadi di antara orang-orang yang melaporkan pernah mengunjungi tempat ibadah, selama tiga kali atau lebih dalam sepekan, dibandingkan yang mengaku enggak mengunjungi tempat ibadah selama periode tersebut.

Survei tersebut enggak membedakan antara mengunjungi tempat ibadah untuk ibadah atau tujuan lain, seperti pertemuan, perkemahan musim panas, atau makan.

Sebaliknya, mereka yang melaporkan menerapkan physical distancing di luar ruangan selalu hanya sekitar 10 persen lebih mungkin memiliki riwayat infeksi COVID-19, dibandingkan mereka yang mengatakan enggak pernah mempraktikkan aturan tersebut. 

"Ketika kami menyesuaikan variabel lain seperti praktik jarak sosial, banyak asosiasi sederhana itu hilang, yang memberikan bukti bahwa manfaat jaga jarak adalah ukuran efektif untuk mengurangi penularan SARS-CoV-2," kata Steven Clipman, penulis lainnya dari studi ini, dikutip dari News Medical Life Sciences oleh Kompas.com.

Kendati demikian, para peneliti menyarankan bahwa studi seperti ini juga dapat menjadi alat yang berguna untuk memprediksi di mana dan di antara kelompok mana penyakit menular akan menyebar paling cepat.

Intinya, sesuai dengan anjuran Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga, memakai masker, menjaga jarak dan membatasi perjalanan adalah upaya penting yang memang semestinya diterapkan untuk mengurangi penularan COVID-19.

(*)