Apa Bedanya Psikolog dan Psikiater Saat Hendak Cek Kesehatan Mental?

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 14 Oktober 2020 | 22:02 WIB
Stres (freepik.com)

CewekBanget.ID - Masalah kesehatan mental dapat memengaruhi suasana hati, cara berpikir, dan perilaku seseorang.

Gejala yang terjadi pada setiap orang umumnya berbeda-beda, mulai dari yang ringan, sedang, hingga berat.

Ada banyak jenis masalah kesehatan mental, tapi yang paling sering terjadi adalah kecemasan, depresi, OCD, bipolar, dan skizofrenia.

Saat ini, semakin banyak masyarakat yang peduli dengan kondisi kesehatan mentalnya dan enggak ragu untuk memeriksakan diri ke tenaga profesional apabila merasa mentalnya bermasalah.

Tapi mungkin kita masih bingung nih, membedakan konsultasi ke psikolog atau psikiater. Gimana, ya?

Baca Juga: Menurut Psikolog, Ini 5 Cara Jaga Kesehatan Mental di Tengah Pandemi

Psikolog dan Psikiater

Meskipun sama-sama menangani masalah kesehatan mental, psikolog dan psikiater memiliki fungsi yang berbeda.

Psikolog merupakan ahli psikologi yang mampu mengatasi masalah kejiwaan dan mendiagnosis dengan melihat gejala psikologis, serta biasanya menangani pasien lewat psikoterapi.

Sedangkan psikiater adalah tenaga medis yang telah menempuh pendidikan kedokteran spesialis kejiwaan.

Dalam penanganan pasien, psikiater biasanya memberikan obat-obatan.

Memastikan Konsultasi yang Tepat

jurusan psikologi

Untuk menentukan apakah kita harus berobat ke psikolog atau psikiater, kita harus melihat dari gejala yang timbul.

Umumnya pada gejala sedang menuju ke berat harus berobat ke psikiater, sebab mulai ada gangguan dalam fungsi kehidupan.

Contoh gejala yang menandakan seseorang harus berobat ke psiater yakni kecemasan tingkat tinggi.

Kecemasan tingkat tinggi bisa menimbulkan gejala panik yang membuat seseorang enggak berani keluar rumah, rasa takut berlebihan, dan enggak berani ketemu orang lain.

Baca Juga: Punya Hewan Peliharaan Selama Pandemi Ternyata Bermanfaat Kata Studi!

Atau bisa juga gangguan-gangguan yang menimbulkan pikiran bunuh diri dan tindakan yang membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Contoh lainnya adalah perilaku aneh yang terlihat enggak seperti biasanya, seperti menolak makan dan mudah marah terhadap hal kecil.

Kondisi itu artinya sudah membutuhkan pengobatan psikotropika untuk meredakan gejala-gejala tersebut sehingga orang itu bisa berfungsi lebih baik lagi.

(*)