Apa lagi beberapa materialnya berasal dari mineral di dalam bumi, yang untuk mengambilnya kadang harus dilakukan dengan merusak lingkungan.
Pemilihan penggunaan transportasi juga sangat penting, karena emisi kendaraan bermotor merupakan salah satu penyuplai gas rumah kaca (GRK) terbesar dengan berbagai gas yang memicu efek rumah kaca sehingga mengakibatkan perubahan iklim.
Untuk itu, kurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan memakai transportasi umum, bersepeda, hingga berjalan kaki.
Bersihkan Dapur
Bersih-bersih di sini bukan berarti menyapu atau mengepel, ya! Namun mengatur sampah makanan atau food waste, sebab hampir setengah dari produksi sampah manusia adalah sampah makanan.
Padahal, sampah makanan yang terbuang dan terurai di tanah akan melepaskan gas metana, salah satu komponen gas rumah kaca yang 86 kali lebih kuat daripada karbon dioksida.
Sebagai solusi, perlakukanlah sampah makanan sebagai bahan; misalnya aquafaba (air kental dari rebusan atau rendaman kacang-kacangan) bisa menjadi moyonaise vegan, biji labu madu bisa digoreng jadi camilan, atau potongan batang zukini bisa dijadikan pasta.
Selain itu, belanjalah di tempat terdekat dan sesedikit mungkin, karena membeli bahan makanan yang sedikit bisa mengurangi pembuangan makanan yang mulai membusuk, sedangkan belanja di tempat terdekat dapat meminimalkan rantai pasok makanan.
Untuk sampah makanan yang tersisa, lakukanlah pengomposan.
Hal ini penting agar sisa makanan enggak terbawa ke tempat pemrosesan akhir (TPA) dan hasilnya bisa dipakai untuk menyuburkan tanah.
Baca Juga: Sederhana Saja! Gaya Hidup Minimalis Bisa Dimulai dari Lemari Pakaian!