Ahli kesehatan mental mengelompokkan 9 gejala BPD yang utama, antara lain takut ditinggalkan atau takut sendirian, sampai panik dan melakukan segala cara agar enggak ditinggalkan; relasi dengan orang lain cendrung intens atau menggebu-gebu, tapi berumur pendek; dan citra diri yang kerap berubah-ubah.
Selain itu, pengidap BPD kadang bisa percaya diri, tapi di lain waktu jadi benci diri sendiri dan enggak jarang pengidap berganti haluan pekerjaan, teman, pasangan, agama, sampai tujuan hidup
Bisa jadi pula pengidap BPD berperilaku impulsif sampai merusak diri sendiri, misalkan belanja berlebihan, makan berlebihan, mengebut, mengutil, atau minum alkohol tanpa kontrol.
Pada kondisi lebih parah, orang dengan BPD punya kecenderungan menyakiti diri sendiri, mengalami perubahan emosional ektrem dan enggak jarang mendadak sedih setelah bahagia, hingga pikiran kacau balau saat diabaikan.
Semua perubahan suasana hati ini berlangsung cepat dalam hitungan menit atau jam dan orang dengan BPD akan merasa sangat kosong dan saat marah bisa meledak-ledak, enggak selalu pada orang lain tapi bisa juga marah pada diri sendiri.
Pikiran juga kerap bergumul dengan paranoia atau curiga pada orang lain.
Saat stres, pengidap bahkan bisa sulit terkoneksi dengan kenyataan.
Penderita didiagnosis memiliki gangguan kepribadian ambang apabila mengalami seenggaknya lima tanda atau gejala BPD di atas.
Selain itu, gejalanya berlangsung dalam waktu yang lama, sampai memengaruhi banyak bidang kehidupan.
Baca Juga: Stres Bikin Kita Gampang Sakit? Begini Penjelasan Ilmiahnya!
Stop Diagnosis Sendiri
Meski demikian, hindari sembarangan mendiagnosis atau melabeli diri dengan masalah kesehatan mental ini.