Lebih Aware Kesehatan Mental, Apa Itu Borderline Personality Disorder?

By Salsabila Putri Pertiwi, Rabu, 13 Januari 2021 | 20:20 WIB
Drama 'Tale of The Nine Tailed' (foto : tvN via Hancinema)

CewekBanget.ID - Gangguan kepribadian ambang atau borderline personality disorder (BPD) adalah masalah kesehatan mental yang memengaruhi suasana hati sampai interaksi dengan orang lain.

BPD membuat pengidapnya punya masalah dengan citra diri sendiri, susah mengontrol emosi dan perilaku, serta sulit menjalin hubungan dengan orang lain.

Gangguan kepribadian ambang biasanya muncul saat masa puber, namun kondisi ini biasanya memburuk di masa dewasa dan berangsur-angsur membaik seiring bertambahnya usia.

Baca Juga: Paling Baik Bagi Kesehatan Mental: Tidur, Pola Makan, atau Olahraga?

Tentang BPD

Borderline personality disorder adalah gangguan kesehatan mental yang membuat pengidapnya enggak stabil.

Enggak hanya mengalami krisis identitas, pengidapnya juga mengalami masalah emosi dan hubungan dengan orang sekitar.

Orang dengan BPD cenderung sangat sensitif; hal remeh-temeh dapat memicu reaksi yang intens, misalnya begitu kesal mereka sulit menenangkan diri, atau saat suasana hati karut-marut, enggak bisa dihindari, sisi emosional pengidap bisa mengacaukan hubungan dengan orang sekitar.

Respons mereka dapat berupa perkataan yang menyakitkan atau bertindak enggak pantas.

Kendati sekilas terlihat sulit ditangani, gangguan kepribadian ambang ini bisa diobati dengan dukungan dan perawatan yang tepat.

Tanda-Tanda dan Gejala

Ahli kesehatan mental mengelompokkan 9 gejala BPD yang utama, antara lain takut ditinggalkan atau takut sendirian, sampai panik dan melakukan segala cara agar enggak ditinggalkan; relasi dengan orang lain cendrung intens atau menggebu-gebu, tapi berumur pendek; dan citra diri yang kerap berubah-ubah.

Selain itu, pengidap BPD kadang bisa percaya diri, tapi di lain waktu jadi benci diri sendiri dan enggak jarang pengidap berganti haluan pekerjaan, teman, pasangan, agama, sampai tujuan hidup

Bisa jadi pula pengidap BPD berperilaku impulsif sampai merusak diri sendiri, misalkan belanja berlebihan, makan berlebihan, mengebut, mengutil, atau minum alkohol tanpa kontrol.

Pada kondisi lebih parah, orang dengan BPD punya kecenderungan menyakiti diri sendiri, mengalami perubahan emosional ektrem dan enggak jarang mendadak sedih setelah bahagia, hingga pikiran kacau balau saat diabaikan.

Semua perubahan suasana hati ini berlangsung cepat dalam hitungan menit atau jam dan orang dengan BPD akan merasa sangat kosong dan saat marah bisa meledak-ledak, enggak selalu pada orang lain tapi bisa juga marah pada diri sendiri.

Pikiran juga kerap bergumul dengan paranoia atau curiga pada orang lain.

Saat stres, pengidap bahkan bisa sulit terkoneksi dengan kenyataan.

Penderita didiagnosis memiliki gangguan kepribadian ambang apabila mengalami seenggaknya lima tanda atau gejala BPD di atas.

Selain itu, gejalanya berlangsung dalam waktu yang lama, sampai memengaruhi banyak bidang kehidupan.

Baca Juga: Stres Bikin Kita Gampang Sakit? Begini Penjelasan Ilmiahnya!

Stop Diagnosis Sendiri

Meski demikian, hindari sembarangan mendiagnosis atau melabeli diri dengan masalah kesehatan mental ini.

Diagnosis yang tepat hanya bisa disimpulkan lewat pemeriksaan oleh ahli kesehatan mental.

Konsultasikan ke dokter jika mengalami beberapa gejala gangguan kepribadian ambang yang telah disebutkan, ya.

Baca Juga: Apa Itu Gangguan Bipolar? Ini Fakta Bipolar dan Berbagai Faktor Penyebabnya!

Penyebab BPD

Para ahli hingga kini belum mengetahui dengan pasti penyebab gangguan kepribadian ambang.

Namun, ahli menengarai kondisi ini terkait dengan faktor lingkungan seperti pengalaman masa kecil penuh tekanan, merasa diterlantarkan, ditinggalkan orangtua, atau punya riwayat pelecehan.

Selain itu, masalah kesehatan mental ini juga terkait dengan faktor genetik dan masalah kelainan otak.

Gangguan kepribadian ambang dapat merusak berbagai sendi kehidupan, termasuk berdampak negatif pada hubungan dengan pasangan, pekerjaan, sekolah, sampai relasi sosial.

Penting bagi pengidap BPD untuk menemukan dukungan dan perawatan medis yang tepat.

Selain menggunakan terapi obat, kunci utama mengatasi masalah kesehatan mental ini perlu latihan menenangkan tekanan emosional, belajar mengontrol perilaku impulsif, serta meningkatkan keterampilan interpersonal.

(*)