Gastritis dan 4 Bahaya Lain yang Mengintai Kalau Makan Terlalu Cepat!

By Salsabila Putri Pertiwi, Kamis, 21 Januari 2021 | 21:03 WIB
Makan roti (thehealthy.com)

Saat kita makan dengan cepat, jauh lebih mudah untuk makan lebih banyak daripada yang sebenarnya dibutuhkan tubuh.

Seiring berjalannya waktu, asupan kalori berlebih ini dapat menyebabkan penambahan berat badan.

Pemakan cepat juga 3 kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan atau obesitas.

Jadi, makan cepat telah dipelajari sebagai faktor risiko potensial untuk menjadi kelebihan berat badan dan obesitas. 

 

Diabetes

Makan cepat itu sendiri memang enggak menyebabkan diabetes tipe 2, tetapi ada kemungkinan bahwa kebiasaan makan dengan terburu-buru dapat memberikan dorongan ekstra pada tubuh ke penyakit tersebut. 

Pasalnya, makan terlalu cepat dikaitkan dengan risiko resistensi insulin yang lebih tinggi, yang ditandai dengan kadar gula darah dan insulin yang tinggi.

Kondisi ini terjadi ketika tubuh enggak menggunakan insulin secara efektif dan dapat menyebabkan diabetes tipe 2 seiring waktu.

Tentu saja, makan cepat berhubungan dengan obesitas sebagai penyebab utama resistensi insulin.

Namun, sebuah studi menemukan bahwa makan cepat dapat juga menambah risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 meski mereka mengontrol tingkat body mass index (BMI). 

Baca Juga: 4 Tips Simpel Atasi Kebiasaan Banyak Makan Saat Emosi Lagi Enggak Stabil

Sindrom Metabolik

Makan cepat dan kenaikan berat badan yang terkait dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik.

Sindrom metabolik ialah sekelompok faktor yang meningkatkan risiko enggak hanya diabetes, tetapi juga penyakit jantung dan stroke.

Selama tiga tahun ke depan, pemakan cepat diketahui lebih mungkin mengembangkan sindrom metabolik daripada mereka yang makan lebih secara perlahan.

Secara khusus, pemakan cepat cenderung memiliki lingkar pinggang yang besar dan kadar kolesterol baik (HDL) yang rendah.

Kondisi ini adalah dua faktor risiko yang membentuk sindrom metabolik, dan sering kali merupakan pertanda penyakit jantung.